Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Anarki dalam Dominasi Politik Kaum Kapitalis

Kompas.com - 02/09/2022, 08:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hampir semua hal diukur berdasarkan analisis untung dan rugi ala ekonomi, demikian juga dalam hal berpolitik.

Ekspektasi dari pola pikir untung dan rugi tersebut terproyeksikan dalam motivasi para calon legislator, yang percaya bahwa mereka akan meraih keuntungan melebihi modal yang dikeluarkannya saat terpilih nanti.

Motivasi semacam inilah yang banyak mewarnai perpolitikan di Indonesia saat ini, yang selanjutnya memunculkan sifat-sifat anarki dan konflik kepentingan di setiap kontestasi elektoral.

Logika kapitalisme ini juga tercermin dari obrolan-obrolan publik di warung kopi, yang secara rasional seringkali menceritakan bagaimana seorang politisi rela mengeluarkan uang hingga miliaran rupiah untuk menduduki jabatan politik tertentu.

Pertimbangannya pun juga sama, mereka percaya bahwa keuntungan yang didapatkan apabila terpilih nanti akan jauh lebih besar dibandingkan dengan modal yang dikeluarkan, layaknya sebuah investasi.

Uang seakan-akan menjadi modal politik yang paling berpengaruh, seperti dalam menggerakan mesin partai, dan pengerahan massa serta atributnya saat kampanye.

Hal inilah yang menurut penulis menjadi letak utama anarki dalam kapitalisme politik, di mana tidak adanya aturan yang membatasi kemampuan finansial tiap-tiap pelaku politik tersebut saat kontestasi berlangsung.

Kaum-kaum yang tidak memiliki kekuatan dari segi finansial, tentunya akan termarjinalkan dan memiliki keterbatasan dalam mobilitas, serta bargaining point dalam ajang kampanye.

Masuknya nilai-nilai kapitalisme di dunia politik saat ini tentunya akan mereduksi makna berpolitik itu sendiri, yang selanjutnya memunculkan materialisme politik.

Dalam kapitalisme, hal-hal seperti ideologi, program kerja, nilai, serta norma politik menjadi kurang relevan, karena hanya sebatas dipandang secara material.

Baik kontestan maupun pemilih juga sama-sama hanya dipandang dari segi aspek material. Hal ini mengakibatkan masyarakat hanya dianggap sebagai objek kepentingan, dan menjadi faktor lain dari anarki kapitalisme, di mana tidak adanya aturan tegas yang mengatur bagaimana cara-cara berpolitik yang etis.

Aturan yang tegas perlu diberlakukan agar publik lebih dianggap sebagai sebuah subjek dibandingkan hanya sekadar objek bagi para aktor politik.

Anarki lainnya juga muncul akibat tidak adanya dasar maupun aturan-aturan tertentu yang mengatur penempatan anggota Dewan terpilih dalam tiap-tiap komisi.

Semua murni keputusan pimpinan partai, faktor transaksional tertentu, maupun hasil negosiasi antara tiap-tiap anggota yang terpilih dengan pimpinannya.

Alih-alih menempatkan seorang anggota berdasarkan expertise ataupun latar belakang pendidikan layaknya pada konsep teknokrasi, kerawanan akan pemanfaatan posisi anggota Dewan yang duduk di komisi tertentu demi kepentingan bisnis menjadi hal yang sangat fatal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com