Defbry Margiansyah, Peneliti P2P LIPI sekaligus Pegiat Marepus Corner, melakukan penelitian yang bertajuk Peta Pebisnis di Parlemen: Potret Oligarki di Indonesia.
Hasilnya, 5 hingga 6 dari 10 anggota DPR saat ini memiliki latar belakang pebisnis, dengan jumlah mencapai 318 orang.
Jumlah tersebut meningkat dibanding periode sebelumnya, dan melebihi setengah dari total anggota parlemen saat ini atau sekitar 55 persen. Sebanyak 45 persen sisanya berasal dari kalangan non-pengusaha.
Secara sektoral, para pengusaha tersebut paling banyak berkecimpung di sektor energi dan migas sebesar 15 persen, serta industri manufaktur dan ritel yang juga sebanyak 15 persen.
Sisanya, para pengusaha sekaligus legislator tersebar di sektor property developer dan kontraktor sebesar 12 persen, sektor perkebunan, perikanan, dan peternakan sebesar 11 persen, hingga keuangan dan perbankan sebesar 6 persen.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kepentingan bisnis juga semakin mendorong banyaknya pengusaha maupun kolega-koleganya dalam meniti karir di bidang politik, yang selanjutnya menimbulkan kerentanan agenda kerja komisi terhadap bisnis tertentu.
Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya aturan yang mengatur penempatan seorang anggota legislatif di komisi-komisi tertentu.
Penelitian tersebut juga menegaskan bahwa fenomena maraknya pengusaha dalam dunia politik masih terwariskan sejak zaman dahulu hingga saat ini.
Ironisnya, dominasi ini secara tidak langsung dapat mendorong adanya kesamaan persepsi antarelite politik dalam memandang masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah, yang di kemudian hari berpengaruh dalam metode kampanye politiknya.
Metode pelibatan sejumlah besar massa dalam politik yang memakan biaya besar, bagaikan pintu gerbang yang hanya bisa diakses oleh kaum-kaum kapitalis tersebut.
Hal ini mengakibatkan masyarakat cenderung menjadi oportunis, dan tidak peduli dengan hal-hal berbau abstrak seperti ideologi ataupun program kerja.
Anarki dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, atau ketertiban. Anarki juga memiliki arti kekacauan (dalam suatu negara).
Setelah terjadinya keruntuhan Tembok Berlin dan terpecahnya Uni Soviet, kapitalisme menjadi satu-satunya ideologi yang masih sangat dominan hingga saat ini.
Meskipun pengaruh sosialisme dan komunisme di dunia masih ada hingga saat ini, nyatanya kedua paham tersebut belum cukup untuk menjadi alternatif.
Dalam buku yang sama, almarhum Prof. Firmanzah menulis bahwa rasionalitas ekonomi menjadi sangat penting di era kapitalisme saat ini.