Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi soal Sulitnya Pertemukan Putin dan Zelensky untuk Berdialog Bersama

Kompas.com - 23/08/2022, 11:21 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan kembali soal pengalamannya saat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat melawat ke dua negara tersebut pada Juni lalu.

Jokowi mengakui bahwa untuk mempertemukan keduanya dalam satu ruang dialog merupakan hal yang sulit.

"Saat saya ke Ukraina, kemudian ke Rusia ketemu Presiden Zelensky selama 1,5 jam, dan dengan Presiden Putin 2,5 jam saya bicara. Saya melihat, saya sebetulnya ingin agar ada ruang dialog. Tapi saya lihat di lapangan sulit untuk mempertemukan dalam sebuah ruang dialog antara Presiden Putin dengan Presiden Zelensky," ujar Jokowi saat memberikan paparan untuk Kadin provinsi se-Indonesia di TMII, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Vladimir Putin dan Xi Jinping Akan Hadiri KTT G20, Bagaimana Ukraina?

Melihat sulitnya situasi, Presiden kemudian mengurungkan niat untuk mempertemukan keduanya dalam dialog.

Jokowi pun kemudian mengubah tema pertemuan dengan membahas soal krisis pangan yang menjadi dampak konflik kedua negara tersebut.

Saat itu Jokowi menanyakan soal gandum yang memang menjadi salah satu komoditas ekspor penting bagi Rusia dan Ukraina.

"Sehingga saya berbelok saat itu, saya belokkan ke urusan krisis pangan saja. Udah saya mau berbicara ini. Presiden Ukraina menyampaikan bahwa di Ukraina sendiri ada stok 22 juta ton (gandum) ditambah lagi panen baru 55 juta ton. Artinya 77 juta ton ada di Ukraina," jelas Jokowi.

"Ditambah di Rusia, saya ke Presiden Putin bertanya ada berapa sih gandum di Rusia? 130 juta ton. Artinya total dua begara itu sudah 207 juta ton," lanjutnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-180 Serangan Rusia ke Ukraina: 9.000 Tentara Ukraina Tewas, Tuduhan Bom Mobil di Moskwa

Jokowi lantas membandingkan dengan total konsumsi beras masyarakat Indonesia yang sebanyak 31 juta ton saja.

Dengan demikian, jika ada 207 juta ton gandum terhambat eskpornya dari Rusia dan Ukraina akan menyulitkan banyak negara.

"Ini 207 juta ton enggak bisa keluar. Bapak, Ibu bisa bayangkan negara-negara yang impor dari sana utamanya negara-negara Afrika saat ini betul-betul dalam kondisi sangat sulit," ungkap Jokowi.

"Kalau kita lihat misalnya food price index saat ada krisis pangan juga pada 2008 itu 131,2. Indeksnya itu ya. 2012 juga ada krisis pangan itu 132,4. Tapi, sekarang ini indeksnya sudah berada pada 140,9," jelasnya.

Baca juga: 6 Bulan Perang Lawan Rusia, Berapa Lama Ukraina Bisa Bertahan?

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi menemui Presiden Ukriana Volodymyr Zelensky di Kyiv pada 29 Juni lalu.

Setelahnya, Jokowi bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Moskwa, Rusia, pada 30 Juni.

Presiden saat itu menyatakan, dalam pertemuan dengan kedua kepala negara tersebut, dirinya membawa isu perdamaian dan kemanusiaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com