Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Puzzle" yang Tersisa dari Kematian Brigadir J, Siapa Sang Dalang Pembunuhan Berencana?

Kompas.com - 09/08/2022, 11:26 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Benang merah

Ditetapkannya Bharada E dan Brigadir RR sebagai tersangka setidaknya memperlihatkan adanya benang merah soal rekayasa kematian Brigadir J. Rekayasa itu diduga kuat berasal dari lingkaran Irjen Ferdy Sambo.

Hal ini terlihat dari profesi dua tersangka yang sudah ada dan juga pelanggaran etik yang ditemukan Polri.

Untuk diketahui, Bharada E dan Brigadir RR adalah sopir dan ajudan istri Ferdy Sambo.

Jika Bharada E mengaku diperintah oleh atasan saat menembak Brigadir J, belum diketahui pasti motif yang dimiliki Brigadir RR.

Baca juga: 2 Tersangka Pembunuhan Brigadir J: Brigadir RR Terancam Hukuman Mati, Bharada E Bisa Kena 15 Tahun Penjara

Berbeda dengan Bharada E yang ditetapkan sebagai tersangka dengan pasal 338 KUHP (pembunuhan), Brigadir RR menghadapi ancaman hukuman yang lebih berat karena dijerat pasal 340 KUHP (pembunuhan berencana).

Jika penyidik meyakini bahwa tewasnya Brigadir J adalah sebuah pembunuhan terencana, maka ada pihak yang mengatur skenario membuat Brigadir J seolah-olah tewas dalam baku tembak.

Masih ada benang merah yang terputus dalam peristiwa ini.

Namun, Polri sudah menelusuri anggota-anggota polisi yang pertama kali "mengurus" perkara ini. Disinyalir, ada ketidakprofesionalan yang dilakukan hingga membuat kasus ini menjadi kabur.

Baca juga: Keberanian Kapolri adalah Kunci

Tak butuh waktu lama, Polri akhirnya menyimpulkan adanya dugaan pelanggaran etik yang dilakukan sejumlah perwira.

Salah satunya adalah Irjen Ferdy Sambo yang akhirnya dicopot dari jabatan Kadiv Propam Polri. Menurut tim Itsus Polri, Ferdy Sambo diduga mengambil rekaman CCTV yang menjadi bukti krusial kematian Brigadir J.

Atas tindakannya itu, Ferdy Sambo kini ditempatkan di Mako Brimob. Belum diketahui pasti motif Ferdy Sambo mengambil rekaman CCTV itu.

Total ada 25 perwira tinggi hingga bintara yang diperiksa intensif oleh Itsus Polri karena dugaan pelanggaran kode etik itu. 

Mereka yang diperiksa berasal dari satuan yang sama dengan Ferdy Sambo yakni Divpropam Polri, lainnya dari Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com