Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Air Mata Fatmawati Jatuh Berlinang Membasahi Sang Saka Merah Putih...

Kompas.com - 02/08/2022, 06:45 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

Di situ, Shimizu menginstruksikan anak buahnya bernama Chaerul Basri untuk mencari rumah buat “orang besar” yang tidak lain adalah Soekarno.

Kepada Chaerul, Bung Karno meminta dicarikan rumah dengan halaman yang luas.

“Agar saya bisa menerima rakyat banyak,” kata Soekarno.

Jadi lah, rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Cikini, Jakarta Pusat, diperuntukkan bagi Soekarno.

Rumah itu yang lantas menjadi saksi dijahitnya Sang Saka Merah Putih oleh Fatmawati.

Baca juga: Warga Diimbau Kibarkan Bendera Merah Putih, Ini Ukuran dan Penggunaannya

Tetesan air mata

Sebelum Indonesia merdeka, sangat sulit mendapatkan bahan kain untuk membuat bendera dengan ukuran yang besar.

Tak heran, sebab rakyat saja menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan karung atau goni. Kesulitan ini disebabkan oleh kelangkaan tekstil.

Fatmawati pun meminta bantuan Shimizu soal ini. Shimizu lalu menginstruksikan seorang perwira Jepang mencari kain merah dan putih.

Mencari ke sana ke mari, sang perwira berhasil membawa dua kain berwarna merah dan putih yang berkuran besar dan terbuat dari bahan katun halus.

Kain tersebut didapat dari sebuah gedung di Jalan Pintu Air, Jakarta Pusat, yang lantas diantarkan oleh Chaerul Basri ke kediaman Soekarno dan Fatmawati di Jalan Pegangsaan.

Baca juga: Tapak Tilas Bendera Pusaka Merah Putih yang Penuh Liku

Mulai lah Fatmawati menjahit. Dia tak punya banyak waktu untuk membuat bendera.

Padahal, ketika itu Fatmawati tengah hamil tua. Bahkan, sudah bulannya untuk melahirkan Guntur Soekarnoputra, putra sulung dirinya dan Soekarno.

“Menjelang kelahiran Guntur, ketika usia kandungan telah mencukupi bulannya, saya paksakan diri menjahit bendera Merah Putih,” kenang Fatmawati dalam buku berjudul Berkibarlah Benderaku, Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka karya Bondan Winarno (2003).

Fatmawati menjahit bendera besar itu di ruang makan rumahnya dengan kondisi fisik yang cukup rentan.

“Jadi saya jahit berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan dengan tangan saja. Sebab dokter melarang saya menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com