Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Catatan Muhibah Tiga Negara Jokowi

Kompas.com - 30/07/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemerintah Moon khawatir bahwa kerja sama dengan strategi Indo-Pasifik yang dipimpin AS dapat disalahartikan sebagai partisipasi dalam koalisi anti-China. Sementara, Korsel memiliki kepentingan pada China.

Dengan kata lain, Korsel sangat memperhitungkan kekuatan China di kawasan di mana Korsel berada. Maka Pemerintah Moon pun "memilih" kebijakan strategis yang ambigu, mendua.

Seoul berusaha memisahkan kepentingan keamanan nasionalnya dari ekonomi. Maka mantra kebijakannya adalah "keamanan dengan Amerika Serikat, ekonomi dengan China."

Dalam bidang ekonomi, misalnya, Korsel berusaha mengambil keuntungan dari kebangkitan ekonomi China.

Dalam bidang politik, Moon Jae-in, berusaha mendapatkan dukungan Beijing dalam usahanya menengage dengan Pyongyang, Korut. Tapi, tetap memperkuat aliansi keamanan tradisionalnya dengan Amerika Serikat.

Sikap ambigu Seoul itu berubah setelah Yoon Suk-yeol menggantikan Moon Jae-in sebagai presiden (10 Mei 2022).

Bisa dikatakan, Yook mengawali babak baru dalam hubungan Korsel-AS. Kalau Moon mendua, Yook lebih fokus: AS sebagai aliansi strategisnya dalam kebijakan luar negerinya.

Yook melihat ancaman keamanan makin nyata dari China dan juga Korut.

Kata Scoot Snyder (Forbes, 11 Mei 2022) salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemerintahan Yoon Suk-yeol adalah bagaimana mendefinisikan hubungan China-Korsel berdasarkan “saling menghormati.”

Tapi, kedua negara memiliki definisi yang berbeda tentang "saling menghormati", yakni kedua didasarkan pada kepentingan nasional masing-masing.

China menyatakan, setiap tantangan oleh pemerintahan Yoon terhadap kerangka three noes atau "tiga tidak" (tidak ada baterai rudal Pertahanan Udara Terminal High Altitude Air Defense baru di Korea Selatan; tidak ada sistem pertahanan rudal trilateral AS-Jepang-Korea Selatan; dan tidak ada trilateral AS-Jepang-Selatan Aliansi keamanan Korea) dianggap ketidakhormatan Korea Selatan terhadap China.

Menghadapi hal itu, Korsel memperkuat diplomasi regional untuk mengurangi ketergantungan pada China dan mengejar daya saing teknologi tinggi melalui tata kelola ekonomi global yang lebih baik.

Dan, ini yang akan menyumbang penaikkan ketegangan di kawasan Indo-Pasifik adalah Pemerintah Yoon sedang berusaha untuk meningkatkan aliansi Korsel-AS menjadi aliansi strategis yang komprehensif.

Dua Karang

Di sinilah, kepiawaian diplomasi Jokowi "menyusup" (dalam bahasanya Bung Hatta: "mendayung antara dua karang") di antara persaingan antara AS dan China di kawasan Asia Pasifik.

Bagaimana agar tidak terseret dalam arus kompetisi strategik di Indo-Pasif, sekaligus kepentingan nasionalnya terpenuhi dan aman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com