Maka dari itu, sejumlah tokoh-tokoh Islam mendirikan organisasi selepas pulang dari ibadah haji.
Mereka adalah KH Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah pada 1912.
Kemudian, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Nahdlatul Ulama pada 1926.
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam usai ibadah haji pada 1905.
Baca juga: Evaluasi Haji 2022 dan Kritik Pemerintah hingga DPR
Oemar Said Tjokroaminoto mendirikan Sarekat Islam pada 1912.
Seluruh organisasi itu berkembang dan jumlah anggotanya semakin besar.
"Berdirinya organisasi-organisasi Islam ini mengkhawatirkan pihak Belanda karena para tokoh yang kembali dari ibadah haji dianggap sebagai seorang yang suci," ujar Asep saat dihubungi Kompas.com.
Tokoh-tokoh dari seluruh organisasi Islam itu juga yang turut berjuang untuk merebut kemerdekaan dari Belanda.
Maka dari itu, kata Asep, pemerintah Hindia Belanda memutuskan memberi gelar haji kepada orang-orang yang pulang dari Tanah Suci supaya mudah diawasi jika terlibat gerakan menentang penjajahan mulai 1916.
Baca juga: Kemenag: Total Jemaah Haji Wafat 64, Bertambah 2 Orang
"Karena itulah para haji diyakini akan lebih didengar oleh penduduk awam yang ada di Hindia Belanda," ucap Asep.
Hal itulah, kata Asep, yang melatarbelakangi keputusan pemerintah Hindia Belanda memberikan gelar bagi masyarakat yang pulang selepas menunaikan ibadah haji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.