Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dinas Luar Negeri Gus Dur: Sarapan di Paris, Siang Makan di Roma, Malam di Swiss

Kompas.com - 25/07/2022, 11:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

Ia mengakui, sejak lama, ayahnya memang workaholic. Namun, dalam mengebut perjalanan dinas mancanegara ini, Gus Dur, kata Inayah, barangkali telah memahami bahwa waktunya sebagai presiden tidak akan lama.

Berbagai perubahan fundamental yang dilakukannya dengan menerobos sejumlah tabu politik membawa risiko besar bagi jabatannya.

Terbukti, sejarah mencatat, Gus Dur dilengserkan oleh proyek politik kekuatan-kekuatan lama yang merasa terancam oleh kebijakan-kebijakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu.

"Kami tuh benar-benar sudah kecapekan banget (selama perjalanan luar negeri). Sementara itu, Bapak yang kayak, 'Ayo, mana nih, sudah mesti berangkat, nih!'. Staminanya enggak pernah turun," ungkap Inayah.

Setali tiga uang, Wahyu juga punya cerita senada. Ia langsung berpindah posisi duduk dan mengernyitkan dahi ketika dihadapkan pada pertanyaan, seberapa lelah menemani Gus Dur dinas mancanegara.

"Tujuh belas hari di 16 negara. Bayangin coba. Ada buku perjalannya masih saya simpan," kata dia.

Baca juga: Murka Gus Dur Kala Para Menteri Tolak Dekrit: Kalian Semua Banci!

"Pagi itu berangkat subuh dari Paris, saya masih ingat itu dari Hotel Nikko di Paris, hotel kecil, sarapan di Paris. Kemudian makan siang di Roma. Makan malam di Bonn. Kemudian besoknya itu ke Berlin sarapan," kenang Wahyu.

Dalam perjalanan yang dituding sebagai pemborosan uang negara itu, justru Gus Dur dkk "menjual" kursi kosong si pesawat kepresidenan yang kala itu menggunakan pesawat pabrikan Boeing.

"Boeing 747 kalau tidak salah. Isinya kan kira-kira 300-400 (kursi), hanya diisi presiden, perangkat kepresidenan, wartawan, pengamanan, paling hanya 100 orang," ujar Wahyu.

Menteri Luar Negeri saat itu, Alwi Shihab, disebut menawarkan agar sisa kursi dijual ke pengusaha yang ingin ikut serta. Uangnya masuk sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Menurut catatan Wahyu, sedikitnya 85 pengusaha turut terbang bersama Gus Dur.

"Ada Aburizal Bakrie, ada Muryanti Soedibyo," kata Wahyu.

"Saya ingat itu 2.500 dolar per orang. Lumayan untuk mengurangi biaya avtur. Kan mahal itu perjalanan. Dia bayar 2.500 dolar itu untuk katakanlah biaya ganti pesawat aja, nebeng pesawat, tiket saja, tapi hotelnya, makanannya, akomodasi lainnya tanggung jawab masing-masing," tuturnya.

Baca juga: Cerita di Balik Celana Pendek Gus Dur Saat Menyapa Pendukungnya dari Istana

Wahyu berkisah, Gus Dur tak pernah kelelahan dalam menjalani misi ini. Yang ia ingat, Gus Dur yang doyan menjelajah kuliner justru pernah menegur Wahyu karena masih saja disuguhi nasi di negeri orang.

"Di luar negeri malah kadang saya tanya, ada evaluasi atau tidak, Gus, untuk makanan dari KBRI, makanan Nusantara," kata Wahyu.

"Dia ngomong, 'Jangan dikit-dikit nasi lagi, Yu, Yu. Kalau kita ke luar negeri, cari makanan khas di luar negeri itu, pikiranmu sego (nasi) saja," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com