JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia masih harus bekerja keras untuk menekan tingkat persentase stunting atau anak gagal tumbuh.
Apalagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka stunting dapat ditekan menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 yang digelar di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022).
"Yang namanya stunting harus betul-betul kita kerja keras untuk menurunkan persentasenya," ujar Jokowi.
Menurut Presiden, pada 2014 lalu persentase angka stunting di Tanah Air sebesar 37 persen. Lantas pada 2021, angka stunting turun menjadi 24,4 persen atau 5,33 juta balita.
Baca juga: Jokowi Tinjau Penelitian Minyak Makan Merah yang Disebut Dapat Cegah Stunting
"Penurunannya sangat drastis tapi target kita di 2024 harus mencapai 14 persen," lanjut Jokowi.
Lebih lanjut Presiden menjelaskan, anak-anak merupakan penentu masa depan Indonesia. Sehingga jika anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas dapat semakin mudah bersaing dengan generasi penerus dari negara lain.
"Tapi kalau anak kita stunting, gizinya enggak baik, nutrisinya enggak tercukupi, ah sudah nanti ke depan bersaing dengan negara-negara lain akan sangat kesulitan. Ini yang selalu saya ingatkan," tegasnya.
Sejalan dengan hal itu, Kepala Negara juga mengingatkan masyarakat agar mengatur jarak kelahiran anak dengan proporsional.
Jokowi menyebutkan, masyarakat boleh memiliki lebih dari satu anak. Namun, para ibu sebaiknya tidak melahirkan anak setiap tahun.
Tujuannya agar pengaturan gizi ibu saat hamil tercukupi dengan baik, begitu pula saat bayi sudah lahir sampai seterusnya.
Baca juga: Soroti Pengentasan Kasus Stunting, Puan Ajak Masyarakat Dukung RUU KIA
"Tapi jaraknya diatur, lebih dari tiga tahun. Jangan tiap tahun punya anak, lebih dari tiga tahun di atur," ujar Jokowi.
"Sehingga ibu sudah pulih, gizinya baik, boleh punya anak lagi. Dan paling penting menyiapkan pendidikannya agar menjadi SDM generasi penerus yang berkualitas," tambahnya.
Angka stunting di Indonesia saat ini memang masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di bawah 20 persen.
Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.