Jokowi sempat mengikuti upacara kenegaraan sebelum akhirnya melakukan pertemuan empat mata alias tete a tete dengan Presiden Ghani, kemudian pertemuan bilateral dengan masing-masing delegasi.
Baca juga: Cerita Jokowi di Afghanistan, Deg-degan Ancaman Bom hingga Jaminan Ashraf Ghani
Nuansa hangat begitu terasa dalam pertemuan tersebut. Jokowi dan Presiden Ghani bertukar penutup kepala usai rangkaian pertemuan.
Kedua pimpinan negara juga sempat berjalan kaki bersama menuju masjid kompleks Istana Arg untuk menunaikan shalat Dzuhur berjemaah. Kala itu, Jokowi didaulat sebagai imam.
Presiden Ghani lalu menjamu makan siang Jokowi dan rombongan. Di sela jamuan santap siang, Ghani menganugerahkan Medal of Ghazi Amanullah ke Jokowi.
Medali tersebut merupakan bentuk penghormatan Afghanistan kepada Jokowi atas keteguhan dan keberaniannya memajukan hubungan bilateral Indonesia-Afghanistan, terutama dalam membangun perdamaian.
"Terima kasih atas anugerah Medal of Ghazi Amanullah. Medali ini akan jadi spirit baru upaya meningkatkan hubungan bilateral dan perdamaian," ujar Jokowi.
Pertemuan Jokowi dan Ghani juga menghasilkan sejumlah kesepakatan. Kedua presiden sepakat bahwa upaya perdamaian di Afghanistan harus ditopang dengan pembangunan ekonomi negara itu.
"Tanpa perdamaian, tidak akan ada kesejahteraan. Tanpa kesejahteraan, perdamaian tidak akan lestari. Oleh karena itu, pada saat kita bekerja sama membangun perdamaian, kerja sama ekonomi harus ditingkatkan secara paralel,” kata Jokowi.
Baca juga: Indonesia Kembali Lakukan Misi Diplomatik di Afghanistan
Pertemuan tersebut juga menghasilkan komitmen perdagangan kedua negara.
Kepada Ghani, Jokowi juga berjanji terus meningkatkan program pengembangan kapasitas bagi masyarakat Afghanistan, mulai dari pemberdayaan perempuan dan pengembangan UKM, kesehatan, penegakkan hukum, pendidikan, hingga tata kelola pemerintahan.
Usai pertemuan, Jokowi bertemu jajaran Dewan Perdamaian Afghanistan Karim Khalili di Istana Haram Sarai. Dalam kesempatan tersebut dia menegaskan bahwa Indonesia siap berkontribusi pada upaya perdamaian melalui rekonsiliasi di Afghanistan.
Upaya itu salah satunya diwujudkan dengan komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah Pertemuan Ulama Internasional.
Rangkaian pertemuan berakhir sore hari. Tercatat, Jokowi dan rombongan melawat ke Afghanistan selama kurang lebih 6 jam.
Pukul 17.25 waktu setempat, rombongan sudah berada di Bandara Internasional Hamid Karzai untuk bersiap kembali ke tanah air.
Meski singkat, rombongan yang mengiringi Jokowi kala itu begitu bersyukur atas keberhasilan ini, mengingat masih berkecamuknya masalah keamanan di negara tersebut.
Empat tahun berselang, Jokowi kembali melawat ke negara yang sedang berperang, Ukraina. Presiden dan rombongan tiba di Kyiv, ibu kota Ukraina, Rabu (29/6/2022) pagi.
Sebagaimana diberitakan, situasi di berbagai kota di Ukraina, tak terkecuali Kyiv, masih mencekam beberapa waktu belakangan. Serangan darat dan udara terus diluncurkan Rusia ke kota tersebut.
Baca juga: Indonesia Kirim Ulama dalam Dialog dengan Qatar dan Afghanistan untuk Bangun Pendidikan
Puluhan ribu roket, rudal, dan artileri ditembakkan Rusia ke wilayah Ukraina setiap harinya.
Bahkan, tiga hari sebelum ketibaan Jokowi dan rombongan rudal meledak di pusat kota tersebut pada Minggu (26/6/2022).
Melansir pemberitaan Kompas.id, rudal meledak di dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv yang hanya berjarak 6 kilometer dari Maidan Plaza atau Alun-alun Kemerdekaan Kyiv.