Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut 3 Faktor di Balik Anggaran Kemenhan Rp 123 T pada 2023

Kompas.com - 03/06/2022, 07:31 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Besarnya alokasi anggaran yang mencapai Rp 123,44 triliun untuk Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2023 dinilai disebabkan oleh beberapa faktor.

Menurut pengamat pertahanan sekaligus Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas, keputusan pemerintah melalui Kementerian Keuangan dengan memberikan porsi anggaran yang besar untuk Kemenhan pada 2023 dinilai masih wajar dan tidak terindikasi ada kejanggalan.

"Ada tiga alasan mengapa sikap pemerintah terkait anggaran pertahanan masih dapat dibenarkan," kata Anton dalam keterangan kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Alasan pertama, kata Anton, anggaran Kemenhan termasuk salah satu yang dialihkan untuk membantu penanganan pandemi Covid-19. Hal itu membuat pos anggaran pertahanan dalam 2 tahun terakhir tetap terkena dampak pengurangan anggaran guna mendukung penanganan pandemi Covid-19.

Baca juga: Rincian Target Alutsista MEF Tahap III 2020-2024 TNI

"Mengingat pemerintah sudah berancang menyambut endemi, maka perhatian terhadap sektor di luar medis dapat dilakukan," ujar Anton.

Lantas alasan kedua menurut Anton adalah di era pandemi Covid-19, ancaman non konvensional yang dihadapi Indonesia mengalami peningkatan. Salah satu contohnya adalah kejahatan narkotika lintas batas.

Menurut Anton, saat maraknya penerapan penguncian wilayah (lockdown) saat pandemi Covid-19, terjadi perluasan jalur laut penyelundupan narkoba di kawasan Asia Tenggara.

Prajurit TNI Angkatan Udara mengikuti latihan tempur Jalak Sakti 2020 di Pangkalan Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh, Selasa (8/9/2020). Latihan tersebut bertujuan untuk memberikan kemampuan penerbang TNI AU pada misi-misi pertempuran dalam operasi udara, sekaligus meningkatkan kemampuan koordinasi dan kerjasama antara penerbang yang mengoperasikan alutsista TNI AU.(AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN) Prajurit TNI Angkatan Udara mengikuti latihan tempur Jalak Sakti 2020 di Pangkalan Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh, Selasa (8/9/2020). Latihan tersebut bertujuan untuk memberikan kemampuan penerbang TNI AU pada misi-misi pertempuran dalam operasi udara, sekaligus meningkatkan kemampuan koordinasi dan kerjasama antara penerbang yang mengoperasikan alutsista TNI AU.

"Harus diakui, penyelundupan narkoba sering kali memanfaatkan lalu lintas kargo perdagangan global. Sebab, pengawasan kargo masih relatif rendah, 2 persen dari 500 juta kontainer perdagangan global," ucap Anton.

Di Indonesia, kata Anton, aktivitas penyelundupan narkoba dari Persia tercatat mengalami peningkatan signifikan di era Pandemi, dan kebanyakan menggunakan jalur laut. Dalam tahun pertama Pandemi Covid-19, Polri telah mengungkap lebih dari 3 ton narkoba jenis sabu, yang separuhnya berasal dari jaringan Persia.

Anton melanjutkan, jika dibandingkan dengan keadaan sebelum pandemi, angka ini naik hampir 10 kali lipat. Pada Mei lalu, TNI Angkatan Laut menggagalkan penyelundupan 179 kilogram narkoba jenis kokain di Selat Sunda, Banten.

"Karena itu, penguatan sektor pertahanan dalam menghadapi perkembangan ancaman non-tradisional juga dibutuhkan," kata Anton.

Baca juga: BRIN Ciptakan Inovasi Cat Antideteksi Radar bagi Alutsista TNI

Alasan terakhir yang membuat alokasi anggaran yang besar untuk Kemenhan adalah agenda modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dimiliki TNI juga tidak bisa ditunda untuk jangka waktu lebih lama.

Menurut Anton, pengetatan anggaran Kemenhan sejak pandemi sangat berdampak terhadap rencana pembangunan kekuatan minimum pertahanan (Minimum Essential Forces/MEF).

Hingga 2019, lanjut Anton, pencapaian agenda MEF masih meleset dari target yang sudah ditetapkan. Padahal, saat itu belum terjadi pandemi Covid-19.

Sementara sejumlah alutsista yang dimiliki TNI, selain dari sisi kuantitas masih kurang, kualitas senjata juga tergerus usia.

Baca juga: TNI AL Prioritaskan Pembelian Alutsista Strategis, Ini Rinciannya

"Karena itu, penuntasan agenda MEF menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah untuk membangun kekuatan pertahanan Indonesia," ucap Anton.

Menurut Anton, jika merujuk pada alokasi tahun sebelumnya, alokasi anggaran bagi Kemenhan untuk 2023 menurun 7,8 persen dari anggaran pertahanan 2022 yang mencapai Rp 133,9 triliun. Sedangkan jika dibandingkan dengan anggaran pertahanan 2021, rencana alokasi dana untuk sektor pertahanan tetap lebih tinggi 4,5 persen atau sekitar Rp 5,4 triliun.

Anggaran yang bakal diterima Kemenhan pada 2023 akan dibagi untuk enam program utama, yaitu:

  1. Program dukungan manajemen sebesar Rp 79,1 triliun.
  2. Program pelaksanaan tugas TNI sebesar Rp 3,72 triliun.
  3. Program profesionalisme dan kesejahteraan prajurit sebesar Rp 9,55 triliun.
  4. Program modernisasi Peralatan Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), Non Alutsista, dan sarana-prasarana pertahanan sebesar Rp 30,62 triliun.
  5. Program pembinaan sumber daya pertahanan sebesar Rp 366,2 miliar.
  6. Program riset, industri, dan pendidikan tinggi pertahanan sebesar Rp 55,5 miliar.

Dengan anggaran sebesar itu, Kementerian Pertahanan juga menetapkan sejumlah target prioritas pada 2023, antara lain:

  1. Pengadaan amunisi kaliber kecil sebanyak 4 kegiatan.
  2. Pengadaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Kapal Angkatan Laut (KAL), alat apung (Alpung), dan kendaraan tempur (Ranpur)/ kendaraan taktis (Rantis) Matra Laut sebanyak 31 unit.
  3. Pengadaan atau penggantian kendaraan tempur sebanyak 6 unit.
  4. Dukungan pengadaan Alutsista sebanyak 2 paket, dan pengadaan atau penggantian pesawat udara sebanyak 3 unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com