JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel tentang sepatu pasukan khusus AS-Korsel menjadi pemberitaan yang ramai dibaca di Kompas.com pada Kamis (26/5/2022).
Selain itu, berita tentang ratusan CPNS mengundurkan diri karena gaji terlalu kecil juga menjadi terpopuler.
Kemudian, artikel soal cerita Dimyati Natakusumah yang sulit cari suara saat pindah dari PPP ke PKS juga menarik minat pembaca.
Berikut ulasan selengkapnya.
Deru suara mesin otomatis kecil dengan empat alat pencapit bergemuruh tanpa henti di ruangan berdiameter lebar 15 meter dan panjang 20 meter.
Di tengah mesin berlapis kaca tersebut, terlihat sepatu prajurit berwarna hitam sedang bergerak naik-turun. Seorang prajurit TNI Angkatan Darat pun terlihat sibuk di depannya sembari memainkan tombol mesin itu.
Itu hanyalah momen percontohan saat Seksi Uji Alat Kelengkapan melakukan pengujian terhadap sepatu prajurit AD di Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad), Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat.
Seksi ini bertugas untuk menguji atau mengetes kualitas sepatu prajurit TNI AD guna mendapatkan sertifikasi sebelum akhirnya diproduksi massal oleh pabrik-pabrik dalam negeri.
Baca selengkapnya: Kala Sepatu Pasukan Khusus AS-Korsel Harus Mencicipi Kerasnya Ditekuk Belasan Ribu Kali oleh Dislitbangad
Badan Kepegawaian Negara (BKN) membeberkan alasan ratusan calon pegawai negeri sipil (CPNS) mengundurkan diri sehingga menimbulkan kerugian negara.
Kepala Biro (Karo) Hukum, Humas, Kerja Sama BKN Satya Pratama mengungkapkan ada CPNS yang kaget melihat gaji dan tunjangan sebagai PNS.
"Kaget melihat gaji dan tunjangan," ujar Satya saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Kamis (26/5/2022).
Satya mengatakan, CPNS yang sebenarnya sudah lulus itu merasa gaji sebagai PNS yang ditawarkan terlalu kecil.
Baca selengkapnya: BKN Ungkap Alasan Ratusan CPNS Mengundurkan Diri: Gaji Terlalu Kecil Sehingga Hilang Motivasi
Anggota Komisi III DPR RI Achmad Dimyati Natakusumah menceritakan pengalaman dirinya hengkang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan berlabuh ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2017.
Dimyati mengaku mendapat sejumlah tantangan usai kepindahannya ke PKS. Mantan Bupati Pandeglang ini menjelaskan persoalan utamanya ialah mencari suara.
Usai angkat kaki dari PPP, Dimyati sempat kesulitan meraup suara. Menurut Dimyati, selama ini dirinya dikenal masyarakat dapilnya di Banten sebagai kader PPP, bukan PKS.
Baca selengkapnya: Dimyati Natakusumah Kenang Sulit Cari Suara Saat Pindah dari PPP ke PKS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.