Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompasianer Yon Bayu

Blogger Kompasiana bernama Yon Bayu adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Apa yang Dicari, Jenderal Andika?

Kompas.com - 25/05/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAHUN politik memaksa kita melihat peristiwa “biasa” dari sudut politik, termasuk dalam safari Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.

Terlebih, banyak mantan panglima TNI yang kemudian nyemplung ke dunia politik.

Agenda apa yang dibawa Jenderal Andika ketika mengunjungi ormas-ormas Islam menjadi menarik untuk dikaji dari sisi politik.

Sejak dilantik sebagai Panglima TNI, 17 November 2021, Andika Perkasa tidak langsung road show ke ormas-ormas keagamaan sebagaimana yang dilakukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

Sepuluh hari setelah memegang tongkat Tri Batra 1, Listyo Sigit langsung mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah hingga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Rabithah Alawiyah.

Setelah dilantik sebagai Panglima TNI, Jenderal Andika justru memilih melakukan penguatan internal dengan mengunjungi Markas Besar TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

Terlebih terpilihnya menantu mantan Kepala BIN Jenderal (TNI) AM Hendropriyono ini sempat mencuatkan isu adanya ketegangan di tubuh TNI setelah Presiden Joko Widodo tidak menggunakan rotasi matra sehingga setelah panglima sebelumnya, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dari matra Angkatan Darat disusul Marsekal Hadi Tjahjanto dari matra Angkatan Udara, tidak sertamerta beralih ke matra TNI Angkatan Laut.

Andika Perkasa sukses meredam isu-isu tak sedap dan berhasil mendapat dukungan penuh dari tiga matra.

Andika juga secara lugas berhasil menepis isu pelanggaran HAM dalam kasus terbunuhnya tokoh Papua Theys Hiyo Eluay pada 2001 lalu.

Demikian juga soal harta kekayaannya yang sempat mendapat sorotan tajam dari Imparsial.

Enam bulan berlalu. Tiba-tiba sepanjang Senin kemarin, Andika menghabiksan waktu dengan mengunjungi kantor PBNU dan Muhammadiyah.

Ketika bertemu Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Andika memberikan pujian atas berbagai keberhasilan organisasi kaum Nahdliyin tersebut.

Andika dan Gus Yahya kemudian terlibat diskusi tentang program Bela Negara.

Kepada Muhammadiyah, Andika memberikan pujian atas keberhasilannya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Selain Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, kedatangan Panglima TNI juga disambut langsung Sekum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti.

Kunjungan Panglima TNI ke ormas-ormas Islam terbesar tentu sebuah kabar menggembirakan di tengah berbagai isu yang “memanaskan telinga” seperti Islamophobia, kriminalisasi ulama, keberpihakan TNI, dll.

Meski gaungan semacam itu hanya ramai di media sosial, namun jika tidak disikapi dengan baik bisa saja merembet ke mana-mana.

Bahkan andai pun tidak ada hal-hal semacam itu, kunjungan Andika tetap diperlukan sebagai bagian dari silaturahmi kebangsaan.

Namun seperti disinggung di atas, menjelang tahun politik, pergerakan tokoh nasional baik yang sedang menjabat maupun yang berada di luar Istana, menjadi menarik ketika dilihat dari sisi berbeda.

Bukankah tidak aneh jika kita memaknai kunjungan Andika juga ada kaitannya dengan kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024? Terlebih Andika hanya akan menjabat Panglima TNI sampai 21 Desember 2022.

Upaya untuk penyetaraan masa dinas anggota TNI seperti anggota Polri, yakni 58 dan bisa diperpanjang hingga 60 tahun yang dilayangkan pensiunan TNI Euis Kurniasih dkk, ke Mahkamah Konstiusi kandas.

Artinya, tahun depan Andika sudah berbaju sipil dan memiliki hak memilih dan dipilih dalam suatu kontestasi politik.

Sulit tidak menduga Andika akan menggunakan popularitasnya untuk mencoba peruntungan di ranah sipil sebagaimana mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso dan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang terlibat langsung pada gelaran Pilpres 2019. Kedua jenderal ini berada di kubu berseberangan.

Sedang Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo berupaya melakukan lobi politik untuk bisa menjadi calon presiden (capres), namun gagal mendapat dukungan signifikan.

Mari kita asumsikan Andika Perkasa akhirnya juga memiliki ketertarikan menjadi capres pada gelaran Pilpres 2024.

Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa namanya mulai muncul di sejumlah survei.

Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) Litbang Kompas yang dirilis 23 Februari 2022 cukup menarik ketika elektabilitas Andika di atas Ketua DPR yang juga jagoan PDI-P, Puan Maharani.

Elektabilitas mantan KASAD ini juga melampaui Menteri BUMN Erick Thohir dan Mahfud MD.

Padahal kita tahu bagaimana gerakan Puan Maharani dan Erick Thohir dalam beberapa bulan terakhir.

Puan semakin rajin melakukan kunjungan kerja ke daerah, sementara simpatisannya dengan “sukarela” memasang berbagai macam baliho.

Bantuan yang mengatasnamakan Puan juga semakin sering dilakukan oleh kader-kader PDI-P.

Hal serupa juga dilakukan Erick Thohir. Setelah menjadi anggota kehormatan Banser, Erick terlihat bersemangat mengunjungi pondok-pondok pesantren NU.

Nasabah bank-bank BUMN juga pasti sering menjumpai foto Erick di mesin ATM yang menurut Sekretaris BUMN Arta Sinulingga, sedang mengkampanyekan program Ahlak yang menjadi semboyan BUMN saat ini.

Meski elektabilitas Andika masih di angka dua persen, jangan diremehkan karena dalam SKN Litbang Kompas, elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun hanya 2,6 persen.

Sementara di puncak ada Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, dengan elektabilitas sebesar 26,5 persen.

Jika kemudian Andika melakukan gerakan politik, semisal lebih sering melakukan kunjungan ke basis-basis massa, bukan mustahil elektabilitasnya meroket dalam beberapa bulan mendatang.

Tetapi benarkah Jenderal Andika sedang berupaya menaikan elektabilitasnya melalui kunjungan ke PBNU, Muhammadiyah dan ke depan mungkin juga menyambangi organisasi-organisasi lain?

Jawabannya baru akan kita diketahui setelah beliau tidak lagi menjabat sebagai Panglima TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com