"Tidak diundangnya Ganjar bukanlah untuk pertama kali, tapi sudah beberapa kali. Itu bagian dari persaingan di internal PDI-P, persaingan soal pencapresan dengan Puan," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (14/5/2022).
Melihat persaingan ini, menurut Ujang, bisa jadi Ganjar sengaja "dikunci" dan dikucilkan oleh partai. Ini salah satunya nampak dari tidak dilibatkannya Ganjar pada sejumlah acara partai, seolah Ganjar menjadi "anak tiri".
"Mungkin saja tidak diundangnya Ganjar untuk yang kesekian kalinya itu merupakan bentuk penganaktirian oleh PDI-P," ujarnya.
Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Ganjar Pranowo 26,7 Persen, Salip Prabowo Subianto
Persaingan antara dua kader PDI-P ini tidak hanya terlihat dari tidak dikucilkannya Ganjar di acara-acara partai, tetapi juga sindiran-sindiran Puan.
Dalam acara rangkaian HUT PDI-P ke-48 yang digelar di Semarang, Mei 2021 lalu misalnya, Puan mengatakan, sosok pemimpin yang layak menjadi capres ialah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial.
Pernyataan Puan pun dianggap ditujukan untuk Ganjar, lantaran Ganjar kerap kali menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat, baik melalui Twitter, Instagram, maupun YouTube.
“Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di socmed (social media/media sosial),” kata Puan kala itu, Sabtu (22/5/2021).
Sindiran terkait pemimpin yang hanya tampil di medsos juga disampaikan Puan baru-baru ini. Dia menyinggung sosok yang gemar tampil di media sosial, tapi faktanya tidak bisa bekerja.
Meski tak menyebut siapa yang dimaksud, Puan meminta kader PDI-P selektif dalam memilih calon presiden dan tak memilih sosok yang hanya gemar tampil di medsos.
“Terkadang-kadang itu kita suka yoweslah (yasudahlah) dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, dia saja walau tidak bisa apa-apa yang penting kalau di sosmed dan tv nyenengin. Tetapi tidak bisa kerja dan nyenengin rakyat. Mau enggak kayak itu,” kata Puan di depan ribuan kader PDI-P Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022).
Baca juga: Serangan-serangan Puan Maharani dan Kekhawatiran Menuju Pilpres 2024
"Serangan" Puan itu lagi-lagi diduga dialamatkan untuk Ganjar. Sebab, pada kesempatan yang sama, ia juga menyinggung tentang survei elektabilitas calon presiden.
Puan meminta kader PDI-P tak terpengaruh survei berbagai lembaga. Belakangan, semakin banyak survei yang menyebut sejumlah sosok punya elektabilitas tinggi dan potensial menjadi calon presiden.
Survei juga memetakan nama-nama tokoh yang elektabilitasnya masih rendah sehingga diprediksi sulit memenangkan pilpres.
Menurut Puan, survei itu bisa jadi benar. Namun, PDI-P punya jaringan dan perangkat yang tidak diperhitungkan oleh survei.
“Sekarang ini kan banyak survei dan mengatakan yang tinggi (elektabilitasnya) si ABCDE. Yang tidak naik DEF dan tidak bisa maju 123," kata Puan.