Firman juga menjelaskan terbentuknya koalisi ini menunjukan bahwa partai politik masih gigih untuk memperjuangkan kadernya sendiri untuk menjadi capres.
“Jadi mau kandidat invidual punya dukungan sekuat apa pun, kalau tidak punya partai ya nothing,” sebutnya.
Pasalnya, sambung Firman, parpol merupakan kendaraan politik utama yang dapat digunakan untuk bertarung dalam Pilpres 2024.
Baca juga: [POPULER NASIONAL] Kenangan Jenderal Soekanto | KPK Jemput Paksa Wali Kota Ambon
Menurut pengamat politik Yunarto Wijaya, Partai Golkar, PAN, dan PPP dinilai menyadari bahwa suara partainya pada Pemilu 2024 tidak mencukupi ambang batas pencalonan presiden presidential threshold (PT).
Oleh karena itu, ketiga pemimpin partai politik melakukan pertemuan dini untuk menangani situasi tersebut.
“Apa yang dilakukan oleh PAN, PPP, dan Golkar ini bermula dari kesadaran bahwa suara partai tidak mencukupi ambang presidential threshold untuk masuk dalam gelanggang Pilpres 2024,” ucap Yunarto sebagaimana dilansir dari pemberitaan KompasTV.
Yunarto menuturkan, langkah ketiga parpol tersebut menggabungkan diri seakan-akan memiliki poros sendiri untuk memenuhi prasyarat presidensial threshold.
Namun, bagi Yunarto, koalisi yang coba dibangun oleh tiga partai tersebut masih sangat prematur dan mentah.
“Koalisi saya pikir masih sangat prematur dan sangat mentah, biasanya koalisi akan terbentuk baru pada masa injury time, menjelang pendaftaran,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.