JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, penyakit hepatitis akut yang menjangkiti anak-anak usia di bawah 16 tahun kecil kemungkinan menjadi pandemi.
Untuk diketahui, saat ini di Indonesia terdeteksi 15 anak tertular hepatitis akut misterius.
Dicky menjelaskan, salah satu tanda penyakit yang menyebabkan pandemi adalah virus menyerang tanpa pilih-pilih. Penyebaran virus, rawan bagi semua golongan usia.
Hal itu terjadi lantaran belum terbentuk imunitas di dalam tubuh manusia terkait dengan virus yang menular, seperti halnya awal pandemi Covid-19 lalu.
Baca juga: Bayang-bayang Penyakit Hepatitis Akut Misterius dan Langkah Pencegahan Pemkot Bekasi
Sementara pada hepatitis akut, hingga saat ini yang kasus ditemukan adalah pada anak-anak.
"Kriteria ini enggak masuk, hanya pada anak. Dia epidemi potensinya, bukan pandemi," ujar Dicky saat memberi penjelasan kepada Kompas.com, Rabu (11/5/2022).
Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban.
Beda epidemi dan pandemi, yakni epidemi merujuk pada peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu.
Sementara, pandemi merupakan wabah yang berjangkit secara serempak, meliputi daerah geografis yang lebih luas.
Namun demikian, bukan berarti masyarakat dan pemerintah kemudian abai terhadap penyakit tersebut.
Pasalnya, dampak jangka panjang dari epidemi, terutama yang menyasar pada golongan usia muda bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di samping faktor mortalitas atau kematian yang tinggi.
Ia pun menekankan pentingnya kesiapan pemerintah terkait dengan penanganan penyakit-penyakit yang mungkin muncul dalam beberapa waktu mendatang.
"Prinsipnya sama, peningkatan deteksi, respons, kapasitas, laboratorium, dan tentuk teknologi dalam hal ini obat dan vaksin," ujar Dicky.
Baca juga: Waspada Hepatitis Akut, Ahli Minta Orangtua Curigai Anak Diare, Muntah, hingga Sakit Perut
Untuk diketahui, berdasarkan data Kemenkes, 15 kasus hepatitis akut terdeteksi di 5 provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Bangka Belitung.
"11 orang DKI Jakarta, Sumatera Barat 1, Jawa Timur 1, Bangka Belitung 1, dan Jawa Barat 1," kata Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Kompas.com.
Nadia mengatakan, hingga saat ini, tercatat 5 orang pasien dilaporkan meninggal dunia dan sisanya dalam perawatan. Ia mengatakan, rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.