Prestasi mengendalikan volume lalu lintas di tol yang jadi arus mudik dan balik pada tahun ini tak terlepas dari upaya serius untuk mempersiapkannya sejak awal.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno bahkan menganggap, pemerintah kelewat fokus pada upaya manajemen lalu lintas arus mudik pada jalan tol.
Padahal, berdasarkan prediksi hasil survei Badan Litbang Perhubungan pada Maret 2022, pilihan jalur mudik via Tol Trans Jawa 24,1 persen.
"Sementara yang memilih jalur lintas Tengah Jawa 9,7 persen, jalur lintas pantai utara (pantura) Jawa 82, persen dan Trans Sumatera (non tol) 4,7 persen," ungkap Djoko dalam keterangan tertulis, Minggu.
Baca juga: Hentikan One Way di Tol Kalikangkung-Cikampek, Polri: Kendaraan Melintas Sudah Berkurang
Fokus berlebih pemerintah kepada jalan tol terbukti dari upaya manajemen lalu lintas melalui rekayasa-rekayasa.
Djoko menilai, rekayasa lalu lintas di jalan tol relatif lebih mudah dilakukan ketimbang di jalur arteri.
Tak heran, upaya manajemen lalu lintas di tol ini bisa lebih maksimal dilakukan.
"Upaya manajemen prioritas dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan di jalan Tol Trans Jawa berupa ganjil genap, arus searah (one way) dan arus berlawanan arah (contra flow) sudah maksimal," ujar Djoko.
Mengenai kemacetan yang masih terjadi di ruas tol, menurut dia, hal itu tak terelakkan.
Djoko mengatakan, hal yang terpenting, kemacetan tersebut tidak membuat kendaraan berhenti total, melainkan masih bisa melaju walau pelan.
Lain cerita dengan jalur arteri. "Rekayasa lalu lintas di jalan arteri secara penuh, seperti pantura sulit untuk dilakukan. Jadi wajar durasi lama perjalanan saat mudik sulit dikendalikan," kata Djoko.
Baca juga: Pengamat: Pemerintah Terlalu Fokus Urai Kemacetan Arus Mudik di Jalan Tol
Heru berpendapat, ada dua kunci manajemen arus lalu lintas mudik tahun ini.
Pertama, penggunaan teknologi terkini yang mendukung keputusan pimpinan puncak di Kepolisian dan Jasa Marga dalam memutuskan penanganan volume lalu lintas yang jumlahnya luar biasa.
Salah satunya lewat Intelligent Transportation System (ITS) milik Jasa Marga, di Jasa Marga Tollroad Command Centre (JMTC).
"JMTC mengumpulkan seluruh informasi lalu lintas jalan tol melalui beberapa sumber, seperti pantauan 1.913 CCTV, 26 speed camera, 39 CCTV analytic traffic counting, 19 RTMS (remote traffic microwave sensor), 7 WIM (weigh in motion) dan juga informasi dari laporan petugas di lapangan serta informasi dari pelanggan melalui call center 14080," papar Heru.