JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat merupakan salah satu partai politik di Indonesia.
Namanya begitu gemilang di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berdiri lebih dari dua dekade, hingga kini Demokrat masih eksis di panggung perpolitikan tanah air.
Dikutip dari laman resmi Demokrat, berdirinya partai berlambang bintang mercy ini dilandasi atas inisiatif SBY yang terilhami dari kekalahannya pada pemilihan calon wakil presiden dalam Sidang MPR tahun 2001.
Dari kekalahan itu, sejumlah pihak merasa terpanggil untuk memikirkan bagaimana supaya SBY bisa menjadi pemimpin bangsa. Bukan hanya sebagai wakil presiden, namun presiden RI.
Baca juga: Menelaah 3 Alasan Peluang Koalisi Demokrat-Nasdem Terbuka Lebar
Atas gagasan tersebut, beberapa orang, yang salah satunya Vence Rumangkang, menyatakan dukungannya untuk SBY maju ke kursi presiden.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, jalan satu-satunya adalah mendirikan partai politik.
Pada 12 Agustus 2001, diadakan rapat yang dipimpin langsung oleh SBY. Rapat tersebut membentuk tim pelaksana yang mengadakan pertemuan membahas persiapan pembentukan partai.
Tim itu terdiri dari Vence Rumangkang, Yani Wahid, Achmad Kurnia, Adhiyaksa Dault, Baharuddin Tonti, dan Shirato Syafei.
Baca juga: Ditanya soal Jadi Capres, AHY Pilih Fokus Persiapkan Demokrat Menang Pemilu
Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY memimpin langsung pertemuan. Inilah yang menjadi cikal bakal pendirian dari Partai Demokrat.
Setelah melalui proses perumusan yang panjang, pada 10 September 2001 Partai Demokrat mendaftarkan diri ke Departemen Kehakiman dan HAM.
Kemudian, 25 September 2001, terbit Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM Nomor M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat.
Dengan surat keputusan tersebut, Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai politik di Indonesia.
Selanjutnya, 9 Oktober 2001, Departemen Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor 81 Tahun 2001 tentang Pengesahan Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat.
Puncaknya, 17 Oktober 2002, Demokrat mendeklarasikan diri sebagai partai politik dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakenas) pertama pada 18-19 Oktober 2002 dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat seluruh Indonesia.
Kursi ketua umum Demokrat pertama kali diduduki oleh Subur Budhisantoso. Ia menjabat selama 2001-2005.
Setelah Subur, jabatan ketua umum diemban oleh Hadi Otomo yang menjabat selama 2005-2010.
Baca juga: Elektabilitas Demokrat Terus Naik, AHY Minta Kader Jangan Cepat Puas
Pada 2010, jabatan Hadi berakhir dan digantikan oleh Anas Urbaningrum. Namun, pada 2013, Anas terjerat kasus korupsi, sehingga posisi ketua umum dilimpahkan ke SBY.
Cukup lama SBY mengemban jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, yakni 2013-2020. Setelahnya, kekuasaan tersebut jatuh ke putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat masa bakti 2020–2025 pada 15 Maret 2020 dalam Kongres ke-V Partai Demokrat.
Partai Demokrat memulai debutnya di Pemilu Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 7,45 persen atau 8.455.225 suara. Angka itu dikonversikan menjadi 57 kursi DPR.
Dengan perolehan tersebut, Partai Demokrat meraih peringkat ke-5 Pileg 2004.
Baca juga: Demokrat Optimistis AHY Bisa Maju di Pilpres meski Elektabilitasnya Masih 3,7 Persen
Pada penampilan perdananya di Pilpres 2004, Demokrat berhasil menjadi partai penguasa setelah mengusung pasangan SBY dan Jusuf Kalla.
Pasangan ini berhasil mengalahkan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi dengan perolehan 60,62 persen atau 69.266.350 suara.
Partai Demokrat kian berjaya pada Pileg 2009. Saat itu, Demokrat berhasil menjadi partai pemenang dengan memperoleh 26,4 persen atau 21.703.137 suara yang dikonversikan menjadi 150 kursi di DPR.
Bersamaan dengan itu, SBY kembali maju sebagai calon presiden periode kedua. Ia berpasangan dengan Boediono.
Keduanya berhasil memenangkan pertarungan dengan mendapat 60,80 persen suara, mengalahkan pasangan Megawati-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Baca juga: Profil Susilo Bambang Yudhoyono, dari Militer hingga ke Kursi Presiden
Pada Pemilu 2014, perolehan suara dan kursi di DPR untuk Partai Demokrat turun. Demokrat harus puas di posisi ke-4 dari 10 partai di DPR dengan perolehan 10,19 persen atau 12.728.913 suara.
Pada Pemilu 2019, lagi-lagi popularitas Demokrat lesu. Demokrat menempati posisi ke-7 dari 9 partai di DPR dengan perolehan 7,77 persen atau 10.876.507 suara.
Visi Demokrat untuk Indonesia masa depan:
Visi untuk Demokrat masa depan:
Baca juga: Sejarah Partai Demokrat...
Sebagai salah satu kekuatan politik nasional, Partai Demokrat berpartisipasi dan berkontribusi dalam kehidupan bernegara dan pembangunan nasional, menuju terwujudnya Indonesia yang makin maju, makin damai, makin adil, makin sejahtera dan makin demokratis.
Sebagai partai politik, Partai Demokrat mengemban misi sebagai berikut:
Ketua umum: Agus Harimurti Yudhoyono
Wakil Ketua Umum
Sekretaris Jenderal: Teuku Riefky Harsya
Wakil Sekretaris Jenderal:
Bendahara Umum: Renville Antonio
Wakil Bendahara Umum:
Direktur Eksekutif: Sigit Raditya
Kepala Departemen: