Tampak juga Pulau Tiga yang kini sudah tak berpenghuni. Dari kejauhan, pulau tersebut dipenuhi sejumlah pepohonan nan rindang.
Baca juga: Saat Jokowi Boncengkan Iriana Menembus Hujan di Agats, Asmat
Selain itu, salah satu pulau terpencil, yakni Pulau Ampero, juga sempat dilintasi saat perjalanan.
Adapun Kompas.com berangkat mulai pukul 06.30 WIT dan berhasil tiba di lokasi Pelabuhan Feri, Distrik Agats, sekitar pukul 11.30 WIT.
Sementara itu, perjalanan melalui udara juga masih terbatas. Pesawat perintis biasanya hanya tersedia pada hari Senin, Kamis, dan Sabtu.
Setibanya di lokasi, salah satu keunikan Distrik Agats terlihat dari mayoritas bentuk bangunan setiap gedung dan rumahnya.
Rata-rata bangunan di Agats berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu dan papan. Kota Agats sendiri kerap dijuluki sebagai Kota Papan atau Kota Lumpur.
Salah satu warga setempat bernama Joko mengatakan jalanan di Distrik Agats dulu terbuat dari papan.
Kini, seiring dengan kemajuan di kota tersebut, jalan yang dari dulunya terbuat dari papan sudah mengalami perubahan dan diperkuat dengan bahan beton dan aspal.
Namun begitu, memang masih ada jalan dan rumah warga dan yang terbuat dari papan.
“Dulu papan semua (jalanan),” ujar warga tersebut.
Baca juga: Blusukan di Agats, Jokowi Boncengkan Iriana Naik Motor Listrik
Istilah "Kota Lumpur" muncul karena saat air laut mengalami pasang naik, wilayah di Distrik Agats akan dipenuhi lumpur.
Banyak warga yang membuat rumahnya berbentuk rumah panggung guna mengantisipasi lumpur dan air laut tersebut.
“Kalau air laut lagi pasang naik di jalan ini bisa cuma satu jengkal saja (bagian yang tak kena air),” imbuhnya.
Mayoritas warga di Distrik Agats juga merupakan nelayan yang mencari ikan ke laut.
Mirip seperti ibu kota pada umumnya, Distrik Agats sudah memiliki sejumlah tempat penginapan, sekolah, serta berbagai tempat makan.
Baca juga: KM Dewi Risky Karam di Muara Agats, 12 Awak Kapal Berhasil Dievakuasi
Salah satu hal menarik lainnya, tidak ada mobil di wilayah Distrik Agats. Masyarakat sehari-harinya hanya berkendara dengan berjalan kaki atau sepeda motor.
Salah satu motor yang dipergunakan di wilayah tersebut juga motor listrik merek Gesits yang banyak digunakan warga setempat.
Joko yang juga merupakan tukang ojek setempat telah menggunakan motor listrik ke wilayah Distrik Agats sejak beberapa tahun lalu.
“Baru empat tahun (pakai motor Gesits),” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.