Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Masih Ada Cerita Anak Putus Sekolah...

Kompas.com - 01/03/2022, 22:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
 

ANGKA putus sekolah di Indonesia dalam laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan Teknologi memang justru turun selama pandemi dibanding tahun-tahun sebelum Covid-19 menyerbu dunia. Namun, ini tidak berarti bahwa pandemi tak punya kontribusi. 

Rio (13 tahun)—sebelumnya pelajar SMP di siswa SMP di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur—, mengaku pembelajaran jarak jauh selama pandemi membuatnya patah semangat. Dia tak punya gawai buat belajar daring di rumah. 

Menurut Rio, dia dan teman-teman sebayanya jarang datang ke sekolah sekalipun tak bisa mengikuti pelajaran secara daring. Namun, bukan murid saja yang jarang datang ke sekolah.

"Guru-guru juga jarang datang, tapi kami bayar uang iuran terus. Kami bayar, tapi kami tidak dapat ilmu,” kata Rio, seperti dikutip harian Kompas edisi Selasa (1/3/2022).

Kasus putus sekolah selama pandemi tak hanya terjadi di tanah nun jauh dari Ibu Kota. Tim Berkas Kompas dari Kompas TV untuk edisi tayang Selasa (1/3/2022) malam, masih menemui anak di DKI Jakarta yang putus sekolah di kawasan Jakarta Utara.

Salah satunya, Denis. Bocah berumur sebelas tahun ini hanya menghabiskan waktu di rumah selama pandemi, sejak putus sekolah setahun lalu. Keluarganya, seperti kebanyakan warga di kawasan Muara Angke itu hanya bekerja serabutan, menjadi pemulung, atau nelayan.

"Sebelum Covid sudah susah penghasilannya. Kadang ada, kadang enggak. Kadang di rumah, sampai nganggur 10 hari. Entar ada yang manggil, ikut. Begitu saja," kata ayah Denis, Andri.

Berkas Kompas Aku Masih Ingin Sekolah di Kompas TV, Selasa (1/3/2022) malam. DOK BERKAS KOMPAS Berkas Kompas Aku Masih Ingin Sekolah di Kompas TV, Selasa (1/3/2022) malam.

Punya anak empat, rumah masih mengontrak, dan kerja serabutan. Itu kondisi Andri. Bukan berarti dia tak ingin anaknya bersekolah.

"Dia pengin sekolah lagi. (Tapi) bapak ya keadaannya lagi begini. Enggak punya HP. Saya sih penginnya anaknya pintar-pintar. Bukan buat orang tua, (tapi) buat anak sendiri," ujar Andri lirih.

Sang anak, menjawab lebih ringkas lagi ketika ditanya keinginannya bersekolah lagi. "Mau," jawab dia.

Ekonomi atau jenuh sekolah daring?

Persoalan ketidakmerataan akses teknologi serta kejenuhan belajar berperantara layar gadget dan jaringan internet memang sebuah persoalan. Meski demikian, kemiskinan tetap menempati sebab terdepan soal fenomena anak putus sekolah di Indonesia. 

Jajak pendapat Litbang Kompas yang digelar pada 10-13 Februari 2022, misalnya, memotret bahwa 70 persen kasus putus sekolah di Pulau Jawa selama pandemi adalah karena orangtua tidak bekerja atau anak harus membantu orangtuanya bekerja. Angka untuk luar Pulau Jawa lebih tinggi lagi. 

Masih dari jajak pendapat yang sama, faktor kejenuhan karena pembelajaran jarak jauh terlalu lama "hanya" menjadi faktor bagi 13,6 persen kasus putus sekolah di Indonesia selama pandemi. Meskipun, untuk luar Pulau Jawa, faktor kejenuhan ini menjadi sebab nomor dua setelah ketiadaan biaya. 

Kisah Faldo (13) dari Kupang, NTT, adalah contoh bahwa kemiskinan memang masih membayangi harapan anak-anak untuk bersekolah sesuai usianya. 

Faldo datang dari Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Dari Kota Kupang, jaraknya sekitar 110 kilometer. Siswa kelas VII SMP negeri itu harus putus sekolah karena tak bisa membayar uang komite sekolah senilai Rp 50.000 per bulan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com