Untuk menghasilkan rancang-bangun (preliminary-design) pesawat N-2130, IPTN memanfaatkan dana gotong royong dari penjualan saham PT Dua Satu Tigapuluh (DSTP).
PT DSTP Tbk merupakan prakarasa Habibie yang dibentuk untuk membiayai pembangunan N-2130 yang diperkirakan akan menelan dana hingga dua miliar USD.
Dana "patungan" itu didapat dari penjualan dua juta lembar saham dengan harga pecahan 1.000 dollar Amerika Serikat.
"Ketika N-2130 dilaunch, Pak Habibie juga launch PT DSTP. PT ini dibuat untuk kumpulkan dana di program ini. Pak Habibie ini yang pertama kali buat sistem crowdfunding. Pada masa itu adalah pertama," jelas Andi.
Saham PT DSTP dimiliki oleh pemerintah daerah, BUMN, perusahaan swasta, dan perorangan. Banyak masyarakat yang juga ikut membeli saham PT DSTP saat itu karena ingin membantu pembangunan pesawat N-2130.
"Dana masyarakat. Seakan-akan jual saham. Kita ketika 3 tahun bekerja itu pakai dana itu. Itu luar biasa. Antusiasnya bagus," kisah Andi.
Baca juga: Kisah PT DI Rumahkan 12.000 Karyawannya di Balik Kesuksesan Pesawat CN235
Meski begitu, sistem penggalangan dana ini juga sempat menuai kritik. Sebab banyak pembeli saham yang datang dari kalangan PNS, bahkan hingga guru-guru.
"Karena katanya dijual ke orang-orang yang nggak punya uang. Tapi banyak juga yang beli orang-orang yang punya duit," ucap Andi.
"Walau dikritik, tapi Pak Habibie prinsipnya gini, kalau betul pesawat itu diminati oleh bangsa, oleh rakyat, pasti rakyat mau ngumpulin uang. Dan dia buktikan itu," tambah dia.
Saat badai krismon menerpa, PT DSTP limbung hingga akhirnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), perusahaan itu melikuidasi diri pada tahun 1998.
"Sampai N-2130 berhenti, itu lalu orang tanya uang saham yang sudah dibeli gimana. Jadi masalah. Menariknya oleh PT DSTP dikembaliin. Kan itu dibayarnya pakai rupiah dulu belinya tahun 1995, saat itu 1 USD harganya Rp 2.000," jelas Andi.
Baca juga: Pesawat CN235 Mendunia, Ini Kehebatannya Buatan Anak Negeri
"Lalu dikembalikannya tahun 99 atau awal 2000 ketika programnya tutup. Dikembalikannya dalam rupiah dengan harga yang sama, tapi dollar sudah Rp 15 ribu. Jadi dari sisi rupiah nilainya sama, kalau dari value dalam dollar ya sudah tinggal sedikit banget," imbuh dia.
Soal dana patungan untuk membangun pesawat N-2130 sempat diserukan oleh Presiden Soeharto yang menjadi Komisaris Utama PT DSTP. Soeharto saat itu meminta seluruh rakyat Indonesia membeli saham PT DSTP.
Para bupati/walikota ketika itu diminta mengumpulkan Rp 5.000 dari tiap jiwa penduduk yang ada di wilayahnya untuk membeli saham PT DSTP.