Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/02/2022, 18:11 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Masyarakat Indonesia merasa bangga karena Pesawat CN235 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PT DI, telah mendunia. Banyak negara memesan pesawat yang diproduksi sejak tahun 1980-an ini.

Dilansir dari Kompas.id, Kamis (3/2/2022), Pesawat CN235 merupakan kerja sama antara PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN), yang merupakan nama PT DI sebelumnya, dengan perusahaan pesawat terbang Spanyol Construcciones Aeronautica SA atau CASA (Airbus Defence and Space).

Kerja sama dilakukan dengan skala 50:50 untuk permodalan, produksi, dan pemasaran.

Prototipe Pesawat CN235 dibuat pada tahun 1983 dan diberi nama "Tetuko" oleh Presiden Soeharto. Sementara itu CASA memberi nama "Elena" untuk prototipe pertama pesawat jenis ini.

Baca juga: Dubes dan Atase Pertahanan RI Sambut Pesawat CN 235-220 yang Dibeli Senegal

Pesawat CN235 dibuat sebagai pengembangan dari pesawat C212 Aviocar yang telah diproduksi CASA di Spanyol dan IPTN di Bandung atas dasar lisensi CASA.

Keunggulan lain dari pesawat buatan dalam negeri ini dirancang untuk bisa lepas landas dan mendarat di landasan pendek. Artinya, pesawat CN235 mampu take off dan landing di landasan pacu non-aspal.

Rancangan dasar pesawat CN235 adalah 40 persen untuk angkutan pulang pergi, dan 60 persen lainnya untuk keperluan serba guna seperti angkutan barang dan militer.

Pesawat CN235 dibuat dengan mesin turboprop CT7 buatan General Electric Amerika Serikat. Pesawat tersebut memiliki keunggulan dapat menghemat bahan bakar sebanyak 15 persen dibandingkan mesin lain dengan kemampuan sama.

Baca juga: Sejarah Pesawat CN235 Buatan Karya Anak Bangsa yang Kini Mendunia

Mesin CT7 ini merupakan mesin yang sangat terjamin serta dapat dipercaya berdasarkan latar belakang mesin GE T700/CT7-2 yang sudah mencapai lebih dari satu juta jam terbang.

Pesawat CN235pun  memiliki beberapa versi, baik yang dibuat oleh Indonesia maupun Spanyol.

Mengutip website indonesian-aerospace.com milik PT DI, IPTN dan CASA mengeluarkan CN235 versi 10 dan versi 100 di awal produksinya, yakni pada tahun 1986.

Ilustrasi pembuatan pesawat CN235 MPA/MSA oleh PT Dirgantara Indonesia, Bandung.KOMPAS.com Ilustrasi pembuatan pesawat CN235 MPA/MSA oleh PT Dirgantara Indonesia, Bandung.
Kemudian PT DI mengembangkan versi perbaikan CN235, seperti versi 110 dan 220. Sedangkan Airbus Defence and Space mengeluarkan versi 200 dan 300.

Ada tiga jenis pesawat CN235 versi 220 milik PT DI, mulai dari CN235-220 Civil, CN235-220 Military Transport, dan CN235-220 Special Mission.

Pesawat CN235-220 memiliki beberapa tipe. Ada yang untuk pesawat angkut, ada juga tipe MPA (Maritim Patrol Aircraft) atau patroli maritim.

CN235-220 telah mengalami berbagai peningkatan berkesinambungan dalam desain, dan aplikasi teknologi.

Metode pembuatannya pun memenuhi standar kualitas tertinggi serta persyaratan operasional yang menuntut untuk berbagai lingkungan yang menantang.

Baca juga: Belgia Beli Satu Lagi Pesawat CN-235 Buatan PT Dirgantara Indonesia


CN235-220 tipe angkut diketahui merupakan pesawat multifungsi yang mudah diubah konfigurasinya, baik untuk angkut kargo maupun angkut penumpang. Pesawat tersebut juga temasuk tangguh, bandel, serta mudah perawatannya.

Di bagian belakang pesawat CN235-220, terdapat Ramp door yang biasa digunakan untuk memasukkan kargo besar, termasuk kendaraan yang lebih kecil.

Dalam keperluan militer, pesawat CN235-220 cocok digunakan untuk penerjunan pasukan. Tipe CN235 ini telah dilengkapi sistem komputer yang diintegrasikan dengan sistem sensor hingga memiliki kemampuan menangkap rute dan pancaran frekuensi.

Sementara untuk tipe MPA, CN235-220 memiliki kemampuan radar untuk dapat menjangkau antara 100 hingga 200 Notical Mile. Ditambah dengan kemampuan kamera beresolusi tinggi, pesawat ini dapat memaksimalkan proses patroli.

Baca juga: Pesawat CN-235 Pesanan Kedua untuk Senegal Telah Tiba di Dakar

Pesawat CN235-220 tipe MPA juga bisa mendeteksi logam dan panas.

PT DI berencana membekali roket pada pesawat CN235-220 MPA. Dengan begitu, personel pesawat yang melakukan patroli bisa langsung melakukan tindakan apabila menemukan adanya pelanggaran.

Untuk tipe CN235-220 MPA, PT DI setidaknya telah membuat 18 unit pesawat. Sebanyak 9 unit digunakan oleh Turki, 4 pesawat untuk Korea, dan sisanya digunakan oleh TNI AU dan TNI AL.

Pesawat CN235 MPA milik TNI AU yang memiliki teknologi penditeksi panas dan logam berada di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. Pesawat tersebut didatangkan dari Biak untuk membantu proses pencarian helikopter MI-17 ,milik TNI AD yang hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua, sejak 28 Juni 2019 (5/07/2019)Dok Pendam XVII/Cenderawasih Pesawat CN235 MPA milik TNI AU yang memiliki teknologi penditeksi panas dan logam berada di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. Pesawat tersebut didatangkan dari Biak untuk membantu proses pencarian helikopter MI-17 ,milik TNI AD yang hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua, sejak 28 Juni 2019 (5/07/2019)
Berikut detil spesifikasi CN235-220 :

Fitur

  • Menampung 49 tentara atau 34 pasukan terjun payung
  • Konsep bodi lebar dan kabin bertekanan
  • Teknologi sayap tinggi untuk pengangkatan yang lebih tinggi dan hambatan yang lebih rendah
  • Kinerja take-off dan Landing (STOL) singkat
  • Lepas landas dan mendarat di landasan tak beraspal
  • Bongkar muat yang mudah melalui pintu ramp belakang
  • Misi fleksibilitas tinggi dan konfigurasi perubahan cepat
  • Teknologi dek penerbangan canggih Desain yang kuat
  • Keandalan tinggi dan perawatan mudah
  • Konsumsi bahan bakar ekonomis

Baca juga: Sejarah Baru, Uji Terbang Perdana Pesawat CN235 Pakai Bahan Bakar Bioavtur Kegunaan

  • Transportasi Pasukan
  • Menjatuhkan Paratroop
  • Pesawat Patroli Maritim
  • Peperangan Anti Kapal Selam
  • Transportasi Barang /Logistik
  • Evakuasi medis
  • Pengiriman Udara VVIP/VIP

Performa

  • Maksimal berat saat lepas landas: 16.500 Kg
  • Maksimal berat Pendaratan: 16.500 Kg
  • Maksimal berat Bahan Bakar Nol: 15.400 Kg
  • Maksimal berat muatan: 5.200 Kg
  • Kecepatan jelajah maksimum: 237 Kts
  • Kecepatan jelajah ekonomis: 169 Kts
  • Maksimal batas tertinggi: 25.000 kaki
  • Kisaran dengan maksimal Muatan 5.200 kg*: 414 NM
  • Kisaran dengan maksimal bahan bakar*: 2.110 NM
  • Jarak maksimum pesawat dapat terbang*: 2.293 NM

*Dengan cadangan bahan bakar 45 menit

Baca juga: Cerita Diplomasi Indonesia di Dunia, Jokowi Pamerkan Pesawat CN235Tenaga Mesin

  • Didukung oleh dua (2) General Electric CT7-9C dengan masing-masing 1.750 SHP (1.870 SHP dengan APR).
  • Baling-baling: Dua (2) baling-baling Hamilton standar HS 14 RF-21 baling-baling

Pesawat CN235 milik TNI AU berada di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, setelah sebelumnya gagal masuk ke Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang karena cuaca ekstrem, Sabtu (29/06/2019)KOMPAS.com/Dhias Suwandi Pesawat CN235 milik TNI AU berada di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, setelah sebelumnya gagal masuk ke Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang karena cuaca ekstrem, Sabtu (29/06/2019)
Saat ini, pesawat CN235 menjadi pesawat paling sukses di kelasnya. Setidaknya, sudah lebih dari 300 unit pesawat CN-235 dari berbagai versi telah diproduksi.

Dalam kolaborasi untuk tujuan ekspor, PT DI menambahkan sejumlah aspek, mulai dari produksi sayap luar, stabilizer horizontal, sirip vertikal, hingga pintu untuk Airbus Defence & Space.

Kemudian, Airbus Defence & Space memproduksi hidung pesawat yang dibongkar, kokpit yang dibongkar, dan sayap tengah untuk PT DI.

Baca juga: Bocoran Harga Pesawat CN235-220 Buatan PTDI yang Dipesan Militer Nepal

Sudah lebih dari 20 negara yang telah menggunakan pesawat CN235. Bukan hanya dari Asia saja, tapi juga termasuk Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.

Pesawat CN235 akan semakin mendunia setelah adanya kerja sama penjualan dan pengembangan antara PT DI degan Jet Investment Group SAR. Menhan Prabowo Subianto ikut hadir dalam prosesi penandatanganan MoU yang digelar di Hanggar Fixed Wing Final Assembly Line, PT DI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/2/2022).

"Saya dukung penuh kerja sama dalam rangka memasarkan produk-produk PTDI terutama CN235 ke pasar internasional," ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Rabu.

Baca juga: Pesawat CN235 Buatan PTDI Dibeli Polisi Thailand Seharga 31 Juta Dollar AS

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sendiri bahkan sudah memesan 10 pesawat CN235 untuk dipakai di dalam negeri.

"Telah direncanakan pembelian 10 CN-235 produksi PT DI yang merupakan pesawat multirole oleh Pemerintah Indonesia," terang mantan Danjen Kopassus itu.

Prabowo mengatakan, beberapa negara menyatakan minat terhadap pesawat CN-235. Misalnya, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, serta beberapa negara Asia dan Eropa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

RI Batal Gelar Piala Dunia U20, Wapres: Tak Boleh Pesimis, Kesempatan Bangkit Terbuka

RI Batal Gelar Piala Dunia U20, Wapres: Tak Boleh Pesimis, Kesempatan Bangkit Terbuka

Nasional
Tarif Tol Jakarta-Cilacap 2023

Tarif Tol Jakarta-Cilacap 2023

Nasional
Tanggal 2 April Hari Memperingati Apa?

Tanggal 2 April Hari Memperingati Apa?

Nasional
Muhammadiyah Minta Tak Saling Menyalahkan soal Piala Dunia U20, Keutuhan Bangsa Lebih Penting

Muhammadiyah Minta Tak Saling Menyalahkan soal Piala Dunia U20, Keutuhan Bangsa Lebih Penting

Nasional
DKPP Tolak Aduan PKR yang Gagal Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024, Ini Alasannya

DKPP Tolak Aduan PKR yang Gagal Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024, Ini Alasannya

Nasional
MUI Tetap Apresiasi PSSI Meski Gagal Lobi FIFA Agar Indonesia Tetap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

MUI Tetap Apresiasi PSSI Meski Gagal Lobi FIFA Agar Indonesia Tetap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Nasional
PKB: Pecinta Bola Akan 'Tandain' Tokoh-Parpol yang Bikin Indonesia Gagal Gelar Piala Dunia U-20

PKB: Pecinta Bola Akan "Tandain" Tokoh-Parpol yang Bikin Indonesia Gagal Gelar Piala Dunia U-20

Nasional
Nasdem Bilang PDI-P Ngawur Sebut Izin 'Ibu' Dulu Sebelum Sahkan RUU Perampasan Aset

Nasdem Bilang PDI-P Ngawur Sebut Izin "Ibu" Dulu Sebelum Sahkan RUU Perampasan Aset

Nasional
Wacana Deklarasi Kaesang Calon Wali Kota Depok, Sekjen PDI-P: Setelah Pemilu, Baru Bicara Pilkada

Wacana Deklarasi Kaesang Calon Wali Kota Depok, Sekjen PDI-P: Setelah Pemilu, Baru Bicara Pilkada

Nasional
Gibran Beda Sikap Soal Timnas Israel, Sekjen PDI-P: Sudah Enggak Ada Persoalan

Gibran Beda Sikap Soal Timnas Israel, Sekjen PDI-P: Sudah Enggak Ada Persoalan

Nasional
 Jokowi Sambut Baik Kerja Sama Vale Indonesia dengan Ford dan Huayou

Jokowi Sambut Baik Kerja Sama Vale Indonesia dengan Ford dan Huayou

Nasional
Jokowi Tegaskan Perusahaan Tambang Harus Lakukan Rehabilitasi dan Reklamasi

Jokowi Tegaskan Perusahaan Tambang Harus Lakukan Rehabilitasi dan Reklamasi

Nasional
Kilah Hasto Usai Ganjar dan Koster Tolak Timnas Israel: Rakyat Ingin Pemimpin yang Kokoh

Kilah Hasto Usai Ganjar dan Koster Tolak Timnas Israel: Rakyat Ingin Pemimpin yang Kokoh

Nasional
Indonesia Kekurangan Kapal Survei, TNI AL Hanya Punya 7, Idealnya 30

Indonesia Kekurangan Kapal Survei, TNI AL Hanya Punya 7, Idealnya 30

Nasional
KPK Duga Bagian Keuangan di Kementerian ESDM Sekongkol Korupsi Tukin

KPK Duga Bagian Keuangan di Kementerian ESDM Sekongkol Korupsi Tukin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke