Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pesawat N-2130, Dibiayai Dana Patungan Rakyat, Ahli RI Banyak Dibajak Asing Usai Proyek Gagal

Kompas.com - 26/02/2022, 20:53 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

Arahan tersebut mendapat kritik, termasuk dari kalangan DPR. Sabam Sirait, anggota Fraksi PDI saat itu mengingatkan agar ide penjualan saham PT DSTP ini dibicarakan dengan DPR.

"Ide pembangunan industri pesawat terbang ini baik. Untuk menjaga agar ide yang baik ini dapat dilaksanakan dengan baik, dan tidak jadi persoalan di masa datang harus dibicarakan secara matang, khususnya dengan DPR," kata Saban Sirait seperti dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Juni 1996, Sabtu (26/2/2022).

Dana sebesar lebih dari 70 juta USD hasil "patungan" kemudian dianggap sebagai sunk-cost setelah PT DSTP likuidasi. Lalu hak terhadap preliminary-design N-2130 diberikan kepada Pemerintah Indonesia.

Baca juga: Tenaga Ahli PT DI Sebut Pembelian Jet Rafale Tak Bisa Dibandingkan dengan Proyek KFX/IFX

Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Rahardi Ramelan yang pernah menjadi Direktur Keuangan PT DSTP mengungkap kemampuan PT DSTP untuk memenuhi target membiayai program N-2130 tidak tercapai sewaktu nilai mata uang rupiah semakin menurun serta keadaan ekonomi dan keuangan Indonesia semakin memburuk dan tidak menentu.

"Seiring dengan gelombang reformasi politik, PT DSTP bulan September 1999 akhirnya dilikuidasi. Hak milik atas kekayaan intelektual yang dimilikinya—hasil penelitian, desain, dan sebagainya, diserahkan kepada pemerintah," ungkap Rahardi Ramelan di edisi Harian Kompas 16 Mei 2012.

Ahli pesawat Indonesia terceraiberai

Akibat dihentikannya proyek N-230 dan N-2130, banyak ahli pesawat Indonesia yang kemudian diabajak oleh produsen pesawat dunia.

"Dihentikannya program N-2130 pada 1999 telah menceraiberaikan pool para ahli desain dan engineer (insinyur) pesawat kita yang jumlahnya ratusan," kata Rahardi Ramelan.

"Mereka kemudian menyebar dan menjadi bagian dari perusahaan pesawat dunia. Ada yang di Brasilia, Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa," imbuh dia.

Kegagalan industri penerbangan nasional akibat krisis moneter juga membuat Indonesia bergantung dari perusahaan pesaing. Maskapai banyak memilih untuk membeli pesawat dari produsen pesawat asing.

Baca juga: Proyek Jet Tempur KFX/IFX dan Kompleksnya Kerja Sama Multiyears

"Setelah 13 tahun dihentikannya program N-2130, kita belajar banyak. Kemampuan teknologi dan industri merupakan hasil perjalanan yang panjang, akumulasi dari belajar dan praktik," ucap Rahardi Ramelan,

"Berhentinya proses akumulasi ini dan upaya untuk mengembalikannya memerlukan keberanian dan waktu yang panjang. Adakah pemimpin atau calon pemimpin kita yang mempunyai visi teknologi 2030?" tutupnya.

 

Sumber:

Harian Kompas edisi 15 Juni 1996: "Jangan Paksakan, Pembelian Saham Pesawat N-2130"

Harian Kompas edisi 16 Mei 2021: "Dari N-2130 hingga SSJ100"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com