JAKARTA, KOMPAS.com - Membayangkan industri penerbangan nasional yang akan maju jika krisis moneter (krismon) tidak terjadi terdengar sangat indah. Sebab, keberhasilan dirgantara Indonesia bisa dicapai apabila International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional tidak menghentikan mimpi anak bangsa.
Seperti diketahui, IMF memberikan sejumlah syarat jika Indonesia ingin memperoleh pinjaman dana untuk mengatasi krisis ekonomi di tahun 1997.
Salah satu syaratnya adalah klausul letter of intent (LoL) yang melarang pemerintah tidak boleh lagi memberikan subsidi kepada PT Dirgantara Indonesia, sebelumnya adalah IPTN.
Padahal saat itu, pemerintah sedang membantu IPTN menyelesaikan pesawat turboprop N-250 Gatotkaca karya BJ Habibie beserta para ahli penerbangan Indonesia lainnya.
N-250 yang menjadi proyek kebangsaan Indonesia sudah dalam tahap akhir uji terbang untuk mendapatkan sertifikasi layak terbang nasional dan internasional.
Baca juga: Mengingat Mimpi Indonesia Punya Pesawat Komersial Jet Asli Karya Anak Bangsa
Selain N-250, Habibie juga sedang menggarap proyek pesawat komuter berpenumpang 100-130 orang, yaitu pesawat N-2130.
N-2130 yang bermesin jet ini menjadi pelopor pesawat jarak menengah atau low end dari produk Large Commercial Aircraft (LCA).
Pesawat twinjet transonik ini direncanakan dilengkapi dengan teknologi canggih advanced fly-by-wire system.
Sebagai pesawat baru, rancangan pesawat N-2130, antara lain memanfaatkan Computational Fluid Dynamics (CFD) Technology yang canggih untuk mengurangi biaya pengembangan.
Sebenarnya N-2130 tidak biayai negara seperti pesawat N-250 Gatotkaca. Namun karena untuk produksinya direncanakan akan menggunakan dana dari hasil penjualan N-250, maka proyek ini ikut terkubur setelah pesawat Gatotkaca dihentikan.
Baca juga: Ide Banyak Ditiru, N-2130 Setipe dengan Sukhoi Superjet 100 yang Jatuh di Gunung Salak
"Kita tahu N-2130 pada suatu titik akan butuh dana besar juga. Tadinya kan mau dari penjualan N-250. Karena N-250 berhenti, N-2130 nggak bisa juga kita terusin," kata Tenaga Ahli Bidang Pengembangan Pesawat PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Andi Alisjahbana dalam perbincangan dengan Kompas.com, baru-baru ini.
Ide dari visi BJ Habibie pun banyak ditiru oleh perusahaan produsen pesawat dunia. Sebab pasar pesawat komuter jarak menengah sangat terbuka di tahun 2000 ke atas.
Prediksi Habibie terbukti di mana saat ini pesawat sekelas N-2130 banyak digunakan di Indonesia.
"Kalau saat itu jadi, kemungkinan besar yang banyak dipakai N-2130," ucap Andi.
Diyakini, N-250 Gatotkaca dan N-2130 akan sukses di pasaran apabila programnya tidak dihentikan buntut dari persyaratan IMF.