Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Silvanus Alvin
Dosen

Silvanus Alvin adalah dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa.

Pentingnya Evolusi Kemasan Berita Politik di Smartphone

Kompas.com - 22/02/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENETRASI internet yang tinggi melahirkan pola baru dalam budaya membaca berita. Saat ini beragam berita dikonsumsi secara digital.

Di negara yang menganut demokrasi, pemilih sewajarnya mengikuti dan membaca berita-berita politik yang berkontribusi bagi pengetahuan politik mereka. Pengetahuan tersebut tentunya berguna dalam kehidupan politik. Misalnya saja saat pengambilan keputusan di pemilu tahun 2024 di Indonesia.

Sebuah penelitian menarik dilakukan Dr Jakob Ohme dan Dr Ewa Maslowka dari University of Amsterdam di Belanda bersama Professor Cornelia Mothes dari Macromedia University of Applied Science di Leipzig di Jerman.

Baca juga: 7 Tips Menulis di Media Digital yang Perlu Anda Ketahui

Penelitian yang diterbitkan pada 2021 itu berjudul Mobile News Learning: Investigating Political Knowledge Gains in a Social Media Newsfeed with Mobile Eye Tracking. Penelitian itu  menggunakan pendekatan eksperimen yang melibatkan 122 mahasiswa yang diminta membaca berita. Mata para partisipan direkam dan dianalisa dengan menggunakan alat Tobii X2 30 Hz Eye Tracker.

Ohme dan kawan-kawan membagi konsumsi berita politik secara digital dalam dua bentuk, yaitu konsumsi berita melalui PC atau desktop dan konsumsi berita melalui smartphone.

Menurut mereka, ada perbedaan atensi yang diberikan oleh pembaca berita. Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa pemahaman pembaca berita politik dari ponsel pintar lebih rendah bila dibandingkan dengan pembaca yang mengakses berita dari PC.

Dua alasan

Terdapat dua alasan yang melandasi pembaca berita politik via ponsel pintar lebih rendah atensinya dibanding PC. Pertama, ukuran layar ponsel pintar yang lebih kecil daripada PC menjadi halangan untuk membaca.

Pembaca berita di ponsel pintar lebih menghabiskan waktu mereka untuk mempersepsikan berita yang dibaca. Hal tersebut dipicu perilaku scrolling layar sehingga yang terjadi adalah mereka hanya membaca sekilas (skimming reading).

Ketika ada berita yang penting sekalipun, atensi pasti terpecah karena ada dorongan untuk terus scrolling. Apalagi, bila pembaca mengakses berita politik dalam iklim yang tidak dikondisikan. Artinya, ada berita-berita dengan genre berbeda yang bisa memecah perhatian.

Kedua, motivasi berbeda yang timbul dari ponsel pintar dan PC. Ohme dan kawan-kawan melihat ada kebiasaan para partisipan menggunakan ponsel pintar untuk kegiatan bersenang-senang. Misalnya akses ponsel pintar untuk chatting, belanja, bahkan kencan daring.

Sementara, ketika mengakses PC, atensi lebih diberikan karena partisipan yang keseluruhannya adalah mahasiswa, lebih mengasosiasikan PC dengan belajar. Oleh karena itu, atensi lebih diberikan ketika membaca berita politik di PC.

Silver lining

Dari pemaparan penelitian di atas, ada aspek-aspek positif yang dapat diambil dan diterapkan untuk memperkaya penerapan komunikasi politik di Indonesia.

Berdasarkan survei We are Social (2021), 98 persen populasi Indonesia menggunakan ponsel pintar dan secara khusus menghabiskan waktu rata-rata 1 jam 38 menit membaca berita (tidak hanya berita politik saja).

Dengan mengacu pada penelitian Ohme dan kawan-kawan, ada atensi rendah dalam membaca berita politik di ponsel pintar. Oleh karena itu, sudah saatnya berita politik tidak dikemas dengan cara lama, apalagi dengan cara yang membosankan.

Berita politik sekarang dan masa mendatang wajib disampaikan dengan visualisasi yang menarik perhatian. Visualisasi dari sebuah berita politik sebaiknya tidak sebatas teks tulisan atau berita video berisi "ocehan" dari politisi atau pundit politik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com