Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Filosofi Brevet Kopassus, Baret Merah, hingga Pisau Komando

Kompas.com - 16/02/2022, 15:35 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Konsep Baret Merah baru digunakan ketika Kesko TT-III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi KKAD pada 1953.

Konsep Baret Merah dikarenakan pada waktu itu belum tersedia baret berwarna merah membara seperti sekarang.

Adapun warna merah baret Kopassus mengandung arti keberanian yang luar biasa, motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan, kematangan dalam pola pikir dan olah rasa.

Kemudian juga mempunyai keseimbangan dalam IQ (intelligent quotion) dan EQ (emotional quotion), dan melambangkan bahwa dalam setiap penugasan harus tercapai suatu kemenangan dalam merebut sasaran yang diperintahkan.

4. Pisau komando

Pisau komando merupakan salah satu atribut yang dimiliki oleh prajurit Kopassus yang hanya didapatkan setelah melalui pendidikan Komando.

Hampir 99 persen prajurit di Indonesia atau negara sahabat yang pernah menempuh pendidikan komando menyatakan bahwa latihan ini tidak semudah membalikkan tangan.

Baca juga: Perjalanan Kopassus, Pasukan Elite TNI AD dan Tantangan di Era Modern

Hal ini ditandai dengan tidak semua peserta pendidikan lulus. Tidak sedikit siswa yang gagal dalam menempuh pendidikan Komando.

Pisau Komando yang digunakan Kopassus memiliki ukuran yang khas, kedua bilah yang tajam dan ujung runcing, serta gagang yang berukirkan tiga ulir membedakan dengan pisau pasukan khusus dunia lainnya.

Kekhasan tiga ulir ini didaftarkan hak ciptanya pada 2020 di masa kepemimpinan Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan.

Pisau Komando mempunyai tiga jenis warna: kuning emas, perak, dan hitam. Ketiga warna tersebut mempunyai arti yang berbeda, serta membedakan siapa saja yang berhak menggunakannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com