Hak cipta itu meliputi brevet kualifikasi komando, Baret Merah, emblem, loreng bercorak darah mengalir dan atribut pisau komando Kopassus.
Bagi masyarakat yang belum mengetahui, ciri khusus dan atribut tersebut bukan sekadar hiasan yang menempel di setiap prajurit Kopassus, namun memiliki makna dan filosofi yang mendalam.
Berikut deretan filosofi ciri khusus dan atribut Kopassus:
1. Kata "Kopassus"
Dikutip dari buku "Kopassus untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, kata Kopassus mengusung arti pasukan ini mempunyai organisasi personel yang terbatas, tidak seperti satuan lain, namun memiliki kemampuan khusus.
Kemampuan itu yakni kemampuan tiga operasi sekaligus yang meliputi darat, laut, dan udara.
Dilihat dari aspek peralatan, Kopassus juga mempunyai peralatan dan persenjataan yang lebih khusus, satu personel Kopassus dipersenjatai tiga senjata yang melekat di badannya. Sasarannya juga khusus, bersifat strategis dan terpilih.
2. Brevet kualifikasi komando
Pada Desember 1952, saat calon prajurit Kesko TT-III/Siliwangi (cikal bakal Kopassus) menyelesaikan pelatihan komando, mereka diberikan hak untuk mengenakan tanda kualifikasi dari kain hijau dibordir tulisan "komando".
Kain tersebut dipasang pada bahu kanan dan bahu kiri di atas badge korps. Brevet kualifikasi komando yang terbuat dari logam baru dikenakan beberapa tahun setelah para prajurit satuan khusus ini lebih dulu mengenakan tanda kualifikasi "para" atau brevet "para".
Kini, brevet kualifikasi komando ini hanya didapat oleh para prajurit yang telah menyelesaikan pendidikan komando kurang lebih tujuh bulan.
Setidaknya, terdapat empat elemen dalam brevet, yakni pisau komando, jangkar, tulisan komando, dan api membara.
Pemakaian brevet kualifikasi komando mempunyai makna bahwa prajurit yang telah melewati kawah candradimuka, ditempa dalam kancah pendidikan yang membara laksana api. Sehingga, mereka memiliki keberanian, kecekatan dan keterampilan.
3. Baret Merah
Konsep Baret Merah baru digunakan ketika Kesko TT-III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi KKAD pada 1953.
Konsep Baret Merah dikarenakan pada waktu itu belum tersedia baret berwarna merah membara seperti sekarang.
Adapun warna merah baret Kopassus mengandung arti keberanian yang luar biasa, motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan, kematangan dalam pola pikir dan olah rasa.
Kemudian juga mempunyai keseimbangan dalam IQ (intelligent quotion) dan EQ (emotional quotion), dan melambangkan bahwa dalam setiap penugasan harus tercapai suatu kemenangan dalam merebut sasaran yang diperintahkan.
4. Pisau komando
Pisau komando merupakan salah satu atribut yang dimiliki oleh prajurit Kopassus yang hanya didapatkan setelah melalui pendidikan Komando.
Hampir 99 persen prajurit di Indonesia atau negara sahabat yang pernah menempuh pendidikan komando menyatakan bahwa latihan ini tidak semudah membalikkan tangan.
Hal ini ditandai dengan tidak semua peserta pendidikan lulus. Tidak sedikit siswa yang gagal dalam menempuh pendidikan Komando.
Pisau Komando yang digunakan Kopassus memiliki ukuran yang khas, kedua bilah yang tajam dan ujung runcing, serta gagang yang berukirkan tiga ulir membedakan dengan pisau pasukan khusus dunia lainnya.
Kekhasan tiga ulir ini didaftarkan hak ciptanya pada 2020 di masa kepemimpinan Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan.
Pisau Komando mempunyai tiga jenis warna: kuning emas, perak, dan hitam. Ketiga warna tersebut mempunyai arti yang berbeda, serta membedakan siapa saja yang berhak menggunakannya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/15353031/mengenal-filosofi-brevet-kopassus-baret-merah-hingga-pisau-komando