Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembubaran Unjuk Rasa Penolak Tambang di Parigi Moutong yang Berujung Hilangnya Nyawa Seorang Warga

Kompas.com - 15/02/2022, 10:32 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Erfaldi (31) meninggal dunia usai terkena tembakan aparat yang membubarkan aksi unjuk rasa menolak tambang di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (12/2/2022).

Aksi unjuk rasa itu terpaksa dibubarkan karena massa telah memblokir Jalan Trans Sulawesi di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan. 

Adapun demonstrasi itu dilakukan untuk menentang keberadaan lokasi pertambangan. Massa memprotes Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Trio Kencana.

Pihak kepolisian baik dari Polda Sulteng maupun Mabes Polri telah merespon adanya dugaan penembakan yang dikakukan anggotanya.

Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi menyampaikan permintaan maafnya pada keluarga korban, Minggu (13/2/2022).

Menyusul sikap Mabes Polri, Senin (14/2/2022) melalui Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo yang menyebut akan menindak anggota kepolisian yang terbukti terlibat.

Baca juga: Setelah Insiden Parigi Moutong, Polda Sulteng Bentuk Tim Investigasi

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pun turun tangan melakukan penyelidikan.

Temuan awalnya menyebutkan Erfaldi tertembak dari bagian belakang.

Peluru menembus ke dada

Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Sulawesi Tengah Dedi Askary mengatakan telah menemui sejumlah pihak untuk mengumpulkan informasi tentang meninggalnya Erfaldi.

Salah satunya adalah Puskesmas Katulistiwa yang melakukan visum pada jenazah korban.

Dedi mengungkapkan hasil visum menunjukan Erfaldi tertembak dari bagian belakang, lalu menembus hingga ke dada.

“Erfaldi meninggal karena peluru tajam dari aparat yang mengenai bagian belakang sebelah kiri tembus di bagian dada,” sebutnya dalam keterangan tertulis.

“Ini terlihat dari kondisi luka sebagaimana yang dijelaskan oleh pihak Puskesmas Katulistiwa saat lakukan visum dan mengangkat proyektil yang tersisa dan hinggap di bagian tubuh korban,” ungkap Dedi.

Baca juga: Polisi Minta Maaf ke Keluarga Korban Penembakan di Parigi, Jatam: Upaya Cuci Tangan

Polisi didesak segera lakukan uji balistik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com