Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Kedekatan PDI-P dan NU...

Kompas.com - 13/02/2022, 07:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menunjukkan kedekatannya dengan Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu direkam dalam momen peringatan Harlah ke-96 NU yang digelar PDI-P, Sabtu (12/2/2022).

Seperti diketahui, sejauh ini NU kerap diidentikkan dekat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Bahkan, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj pernah menekankan bahwa NU dan PKB merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Hal itu terekam saat Said menyampaikan pidatonya di acara Doa dan Syukur 23 Tahun PKB, Jumat (23/7/2021).

Namun, dalam peringatan harlah ke-96 NU yang digelar PDI-P, NU nyatanya tak hanya dekat dengan PKB.

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengeklaim, hubungan dekat partainya dan NU yang terus berjalan membuktikan masih eratnya kedekatan kaum nasionalis dan kaum religius di Indonesia.

Baca juga: Cerita Hasto Soal Lambang NU yang Menginspirasi Bung Karno Soal Geopolitik Indonesia

"Pada hari yang berbahagia ini saya bersyukur, alhamdulillah kedekatan kaum nasionalis dan kaum religius hingga kini masih berjalan dengan erat. Begitupun hubungan PDI-P dan NU sangat dekat dan selalu beriringan," kata Mega dalam sambutannya secara virtual pada peringatan harlah ke-96 NU, Sabtu.

Pada perayaan itu, Megawati bercerita bahwa ayahnya, Presiden pertama RI Soekarno diberi gelar oleh NU yaitu Walliyul Amri Addharuri Bi As Syaukah.

Bung Karno, sapaan akrab Soekarno, juga diceritakan memiliki kedekatan dengan Kyai Haji Hasyim Asy'ari dan Kyai Haji Abdul Wahab Hasbullah. Begitupun kedekatan dengan para kyai, pendiri, serta penggerak NU yang lain.

"Gelar ini merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau yang disahkan dalam Muktamar Nahdlatul Ulama di Surabaya pada tahun 1954," jelas Mega.

Dalam pidatonya, Megawati sekaligus menginstuksikan kepada kader PDI-P agar terus melanjutkan kedekatan Bung Karno dengan NU.

Baca juga: Minta NU dan PDI-P Satu Barisan Jaga Kemajemukan, Menag: Karena jika Dirusak, Indonesia Hancur

Ia menekankan, para kader PDI-P bahkan harus melanjutkan kedekatan itu yang diwujudkan dalam seluruh tindakan saat ini.

"Kedekatan Bung Karno dengan kyai dan warga Nahdliyin itu akan saya teruskan dalam tindakan dan telah saya amanatkan kepada seluruh kaum nasionalis, juga para kader dan simpatisan PDI-P," tegasnya.

Sementara itu, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mengamini kedekatan NU dan PDI-P.

Dia menegaskan, PDI-P bahkan bukan hanya sekadar partner dalam memajukan peradaban bangsa.

Hal ini karena menurutnya, PBNU dan PDI-P punya kesamaan dasar perjuangan yang sama untuk masyarakat.

"Kita ingin berjuang meningkatkan kualitas hidup. Tapi jangan sampai membuat kerusakan terhadap bumi sebagai lingkungan hidup kita dan tatanan hidup itu sendiri," tutur Gus Yahya pada kesempatan yang sama.

Baca juga: Gus Yahya: PDI-P Bukan Sekadar Partner NU...

"Yang jelas, dalam hal ini PDI-P akan menjadi bukan hanya sekadar partner, tapi akan menjadi salah satu komponen senyawa di dalam perjuangan," lanjut dia.

Jaga kemajemukan

Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pesan agar NU dan PDI-P terus berada pada satu barisan menjaga kemajemukan.

Menurutnya, hal tersebut untuk memerangi segala bentuk tindakan yang ingin melenyapkan kemajemukan yang dinilai sama halnya dengan membunuh Indonesia.

"Warga NU dan kader PDI-P agar berada pada satu barisan yang sama ketika ada pihak-pihak yang ingin merusak kemajemukan yang kita miliki. Karena itu mereka ingin menghancurkan Indonesia," kata Yaqut.

Menyikapi pernyataan Mega terkait kaum nasionalis dan religius perlu berjalan beriringan, Yaqut memiliki pandangan yang sama.

Ia berpendapat, tanpa adanya kemajemukan, Indonesia tidak mungkin ada. Maka, perlu terus ada keseimbangan antara memperjuangkan kepentingan nasionalisme dan agama.

Baca juga: Megawati: Kedekatan Bung Karno dengan NU Saya Amanatkan ke Kader PDI-P

"Nahdliyin dan nasionalis adalah backbone negeri ini. Negeri yang tertata kenegaraannya, didirikan majemuk, beragam, dan bhinneka. Baik dalam agama, suku, ras dan golongan. Artinya apa, tanpa kemajemukan, kebhinnekaan tidak ada negeri Indonesia ini," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com