SEKOLAH sekolah tatap muka 100 persen jadi kegelisahan terbaru para orangtua. Terlebih lagi, angka kasus harian Covid-19 terpantau naik lagi, seturut merebaknya varian omicron.
Sekolah tatap muka alias pembelajaran tatap muka (PTM) memang tidak mempersyaratkan vaksinasi bagi anak-anak yang menjadi siswa. Ini juga tak terlepas dari perdebatan tentang risiko anak-anak terpapar Covid-19.
Namun, merujuk sejumlah contoh kasus di luar negeri, pernyataan yang menyebut bahwa anak-anak relatif terbebas dari risiko Covid-19 pun mulai banyak diperiksa ulang.
Sejumlah data bahkan diakui oleh penelitinya diambil di situasi sekolah jarak jauh dan tidak ada pertemuan tatap muka di sekolah, yang karenanya tidak cukup untuk menjadi pegangan bagi keamanan anak-anak dari paparan Covid-19.
Baca juga: Covid-19 Ditemukan di 2 Sekolah, Belajar Tatap Muka 100 Persen di Jakarta Jalan Terus
Pun, soal gejala Covid-19 pada anak disebut relatif lebih ringan juga mulai ditelaah ulang oleh para peneliti. Sejumlah negara sudah mulai mendapati data kematian anak yang melonjak tinggi karena Covid-19.
Justru, riset mendapati bahwa satu dari tujuh anak yang terpapar Covid-19 didapati menderita sindrom long Covid-19.
Bahkan, sekalipun bila anak-anak memiliki gejala lebih ringan bila terpapar Covid-19, mereka tetap bisa menularkan virus SARSCoV-2 kepada orang lain, termasuk anak-anak di sekitarnya.
Vaksinasi masih menjadi upaya pencegahan selain disiplin protokol kesehatan, tak terkecuali bagi anak-anak.
Baca juga: Aturan Lengkap Sekolah Tatap Muka dengan Kapasitas 100 Persen di Jakarta
Vaksinasi Covid-19 juga sejak awal dinyatakan baru memiliki cukup kesaktian menangkal paparan penyakit ini—setidaknya mengurangi angka kesakitan dan kematian—bila dan hanya bila telah mencapai dosis lengkap.
Itu pun, karena proses pembuatan vaksin Covid-19 cukup kilat, diakui daya kesaktiannya masih dalam rentang waktu relatif pendek.
Apakah perlindungan bagi anak-anak dan remaja usia sekolah dari risiko terpapar Covid-19 sudah mencukupi? Bagaimana pula perbandingan kinerja vaksinasi anak dan remaja dengan jumlah pelajar di tiap daerah?
Untuk jaga-jaga, antisipasi, dan kewaspadaan bersama, berikut ini kinerja vaksinasi pada anak-anak usia 6-11 tahun dan remaja usia 12-17 tahun per provinsi se-Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Rabu (19/1/2022), yang diakses pada Kamis (20/1/2022), disandingkan dengan data jumlah pelajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.