"Disarankan untuk tidak pergi ke luar negeri saat ini. Karena sangat berbahaya," kata Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, dalam keterangan pers secara daring, Minggu (16/1/12022).
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman pun mengingatkan masyarakat Indonesia untuk berhati-hati.
Dia mempresiksi, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bisa mencapai 60.000 kasus pada Februari 2022 akibat varian Omicron.
Jumlah itu, menurut Dicky, merupakan angka minimum dan masih bisa bertambah.
"Angka itu (60.000 kasus di Februari) sebenarnya angka minimum. Kalau bicara Omicron angka (penularannya) besar, yang terinfeksinya. Tapi mayoritas tak bergejala," ujar Dicky ketika dihubungi, Jumat (14/1/2022).
Baca juga: Antisipasi Puncak Kasus Omicron, Wapres Minta Warga Tidak Pergi ke Luar Negeri Dulu
Dengan jumlah populasi penduduk yang besar, kata dia, Indonesia harus melakukan langkah-langkah yang lebih intensif untuk menekan angka penularan varian Omicron.
Pasalnya, masih banyak penduduk yang belum divaksin serta ada risiko antibodi yang menurun bagi penduduk yang telah melakukan vaksin hingga dosis kedua.
Langkah utama yang perlu dilakukan pemerintah adalah mencegah agar tidak banyak pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit.
Hal itu diupayakan melalui peningkatan vaksinasi, dan tetap menjalankan 3T (testing, tracing, treatment), serta disiplin protokol kesehatan.
"Vaksin dua dosis jangan dilupakan. Tapi bukan hanya vaksin, vaksin saja tidak akan menyelesaikan gelombang, tetapi harus menemukan kasus, tracing, testing, dan isolasi," kata Dicky.
"Selain itu masyarakat juga harus mematuhi 5M dan yang masih penting PPKM itu di level 2 atau di level 3 harus dijaga," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.