Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Duga Kasus Pertama Omicron dari WNI dari Nigeria, Begini Penelusurannya

Kompas.com - 19/12/2021, 21:53 WIB
Tsarina Maharani,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan telah melakukan penelusuran terkait terdeteksinya kasus pertama Covid-19 dengan varian Omicron pada petugas kebersihan di Wisma Atlet, Jakarta, berinisal N.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati mengungkapkan berdasarkan penelusuran itu, Kemenkes menduga penularan kepada N di Wisma Atlet berasal dari seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria.

Widyati menuturkan, N tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa N tertular dari WNI yang datang dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet.

"Setelah merunut kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang, kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021," kata Widyawati dikutip dari keterangan pers, Minggu (19/12/2021).

Baca juga: Kemenkes: Kasus Pertama Varian Omicron di RI Diduga dari WNI yang Tiba dari Nigeria

Widyawati mengatakan, pada 24 November sampai 3 Desember 2021, ada 169 WNI yang pulang dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet.

Kemenkes pun melakukan penelusuran dengan hasil satu orang, yaitu TF dengan kategori kasus probable dengan kemungkinan besar tertular varian Omicron.

"Hasil tes PCR untuk TF sudah dinyatakan negatif," ujarnya.

Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi menegaskan, terdeteksinya kasus Covid-19 varian Omicron di tanah air merupakan salah satu fungsi utama karantina bagi tiap orang yang masuk ke Indonesia.

Sebab, melalui karantina, pelaku perjalanan dari luar negeri akan dipantau dan diobservasi oleh petugas kesehatan.

Dengan demikian, jika ada pelaku perjalanan yang positif Covid-19 bisa segera mendapatkan pengobatan dan dilakukan penelusuran.

Baca juga: WHO Peringatkan Varian Omicron Sangat Cepat Menyebar, Kini Sudah Ditemukan di 89 Negara

"Penting bagi setiap pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia untuk melakukan karantina. Terdeteksinya Omicron di Indonesia merupakan salah satu keberhasilan dari karantina dan kita bisa dengan segera melakukan tracing untuk mencegah meluasnya penularan Omicron," kata Nadia.

Ia pun mengimbau masyarakat tetap waspada dengan Covid-19. Nadia mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan mengurangi mobilitas.

"Kurangi mobilitas, tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Jangan lengah dan tetap waspada terhadap penularan Covid-19, terutama Omicron yang laju penyebarannya sangat cepat," ucapnya.

Kasus pertama Covid-19 varian Omicron diumumkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021. Kasus tersebut terdeteksi pada seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet.

Baca juga: Cara Mengatasi Parno karena Varian Omicron, Ini Kata Psikolog

Petugas kebersihan itu dinyatakan positif Covid-19 pada 8 Desember 2021. Kemudian, spesimennya juga dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan pengurutan genom (genome sequencing). Hasilnya pemeriksaan keluar pada 15 Desember dan ia dipastikan terpapar varian Omicron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasional
Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Nasional
BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com