JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster saat ini belum dibutuhkan untuk mengantisipasi munculnya varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron.
Nadia mengatakan, saat ini yang diperlukan adalah mempercepat laju vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua.
"Untuk vaksinasi booster itu sampai saat ini belum diperlukan, yang paling penting adalah seluruh sasaran vaksinasi itu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap," kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Rabu (1/12/2021).
Baca juga: Update WHO tentang Omicron, Penularan hingga Rekomendasi Tindakan untuk Negara
Nadia mengatakan, Indonesia harus belajar dari banyak negara dengan cakupan vaksinasi tinggi, namun, terjadi lonjakan kasus Covid-19 dari mereka yang belum divaksinasi.
Ia mengatakan, apabila virus Corona menginfeksi lebih banyak orang, akan lebih mudah untuk bermutasi.
"Maka itu menjadi penting bahwa saat ini kita menyegerakan saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksinasi dosis satu, dosis kedua supaya tidak ada celah lagi untuk si virus tadi untuk berkembang dan menyesuaikan diri," ujarnya.
Lebih lanjut, Nadia meminta masyarakat tidak lagi memilih-milih jenis vaksin tertentu. Sebab, kata dia, seluruh vaksin yang digunakan akan menstimulus sistem kekebalan tubuh.
"Kita berharap bahwa kabupaten/kota itu bisa melakukan percepatan dengan menggunakan vaksin apapun yang termasuk tadi vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan juga vaksin Moderna," ucap dia.
Adapun varian baru virus corona B.1.1.529 atau varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Botswana.
Pada 26 November 2021, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) meningkatkan status varian baru tersebut menjadi variant of concern.
Baca juga: Mensesneg Sebut Tak Ada Rencana Reshuffle Kabinet, Pemerintah Fokus Cegah Omicron
Sampai hari ini, ada 13 negara yang sudah melaporkan adanya kasus konfirmasi dan probable corona varian Omicron di negara mereka.
Selain Afrika Selatan dan Botswana, varian ini ditemukan di antaranya di Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, dan Hongkong.
Pemerintah memastikan hingga saat ini varian tersebut belum ditemukan di Indonesia.
"Sampai sekarang Indonesia belum teramati adanya varian Omicron ini," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring, Minggu (28/11/2021).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.