JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Nahar menekankan pentingnya peran orangtua melakukan sensor mandiri dan menguatkan kemampuan literasi digital kepada anak-anak.
Hal tersebut untuk mencegah adanya ancaman, kekerasan atau hal buruk lainnya bagi anak akibat mengakses internet.
"Orangtua harus ada kesadaran bahwa penggunaan internet dengan tidak benar, bahayanya tidak main-main untuk masa depan anak," kata Nahar kepada Kompas.com, Rabu (1/12/2021).
Menurut dia, para orangtua perlu mengembangkan digital parenting untuk mencegah terjadinya kekerasan. Terutama edukasi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak melalui internet.
Nahar mengatakan, digital parenting merupakan pengawasan dan pendampingan dialogis bagi anak dengan cara membangun ruang diskusi dengan anak.
"Sehingga anak dapat memahami dampak konten bagi kesehatan jiwa, fisik dan perkembangan mentalnya," ujar dia.
Baca juga: 4 Fakta Seputar Predator Seksual Anak Bermodus Game Online Free Fire
Di samping itu, Nahar juga meminta orangtua dapat mengawasi konten yang diakses anak-anaknya saat menggunakan internet.
Hal tersebut menyusul adanya kasus pornografi anak melalui game online yang telah diungkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
"Kami menegaskan pentingnya peran orangtua dalam mengawasi konten yang diakses oleh anak di internet. Ini merupakan upaya pencegahan agar anak terhindar dari kekerasan seksual di ranah digital," kata Nahar.
Dia mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan adanya oknum-oknum yang menyalahgunakan internet, salah satunya game online yang digunakan sebagai media mengancam keamanan dan keselamatan anak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.