Lisa menambahkan, berdiskusi tentang Covid-19 dan kecemasan juga bisa membantu meringankan beban. Namun, tidak membicarakan hal tersebut juga perlu agar tidak merasa terlalu terbebani.
“Membantu anak Anda menemukan keseimbangan yang tepat dari kedua hal tersebut akan sangat bermanfaat,” katanya.
Orangtua bisa memulainya dengan mencari tahu apa yang mereka dengar atau apa yang mereka pikir benar. Lisa memberikan fakta-fakta kepada anak tidaklah cukup.
Lisa mengatakan, jika anak-anak sebelumnya telah menerima informasi yang tidak akurat atau mendengar berita yang tidak benar, mereka akan menggabungkan informasi yang baru tersebut dengan info lama yang mereka punya sebelumnya.
Baca juga: Kominfo Gandeng Google Perangi Misinformasi di Internet, Begini Caranya
Dengan begitu, ada kemungkinan mereka memiliki pemahaman yang kurang tepat mengenai apa yang sedang terjadi.
“Jadi tanyalah, 'Apa yang kamu dengar? Ketika kamu berkomunikasi di media sosial atau terakhir bermain, apa yang dibicarakan?'. Temukan apa yang sudah mereka tahu lalu mulai dari sana untuk mengarahkan mereka ke pemahaman yang benar,” jelasnya.
Dia juga mengajak orang dewasa mendorong anak-anak agar mempercayai dan menggunakan sumber-sumber yang bisa diandalkan, seperti situs resmi UNICEF dan WHO, atau mengecek informasi yang didapatkan.
Pandemi membuat seluruh aktivitas luar ruang dibatasi, termasuk sekolah. Hal ini pun bisa membuat anak mengalami perasaan-perasaan sulit, salah satunya kesepian.
Terkait itu, Lisa meminta orangtua melihat sisi positif media sosial. Pasalnya, dengan cara ini anak-anak bisa bertemu dengan teman-temannya. Bahkan, mereka juga bisa mencari cara bertemu, dengan atau tanpa media sosial.
Baca juga: Cara Mengatasi Rasa Kesepian demi Hidup yang Lebih Sehat
“Jadi saya tidak akan memiliki pandangan yang negatif tentang media sosial saat ini. Yang harus dipastikan adalah agar anak-anak tidak menghabiskan seluruh waktunya di situ, karena itu tidak baik,” tekannya.
Lisa juga mengatakan, setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi perasaan-perasaan sulit.
Beberapa anak akan menyalurkan perasaan mereka dengan membuat karya seni, berbicara dengan teman-temannya, hingga mencari cara untuk berdonasi makanan.
“Kenali anak Anda, pahami isyarat dari anak anda, dan pikirkan baik-baik mengenai cara untuk menyeimbangkan antara berbicara mengenai perasaan mereka dan menemukan pengalihan yang bisa membuat anak merasa lega,” jelasnya.
Selain itu, penting pula menggunakan waktu bersama untuk bersenang-senang meski tidak bias ke mana-mana.
Baca juga: 5 Film Favorit Bong Joon Ho, Sutradara Parasite Pemenang 3 Oscar
Lisa mengatakan, dia dan keluarganya memiliki jadwal-jadwal untuk menghabiskan waktu, seperti menonton film tiga kali seminggu, memasak bersama, dan belajar hal-hal baru lainnya.
“Setiap keluarga memiliki ritme dan budayanya sendiri, dan tantangan saat ini adalah bagaimana menciptakan struktur yang sama sekali baru. Tapi kita pasti bisa melakukannya, dan itulah yang dibutuhkan anak-anak kita,” paparnya.
Selain itu, pemerintah juga mengajak semua pihak tidak lengah dan tetap mewaspadai penyebaran virus corona dengan disiplin protokol kesehatan (prokes).
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahkan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 yang menyebutkan, setiap individu yang melaksanakan perjalanan wajib menerapakan dan mematuhi prokes 6M.
Baca juga: Lonjakan Covid-19 Nataru Bisa Capai 430 Persen, Jangan Abai Prokes
Prokes 6M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.