Salin Artikel

5 Cara Lindungi Kesehatan Mental Keluarga Selama Pandemi Covid-19

Pasalnya, setiap orang harus menyesuaikan diri dengan berbagai kebiasaan dan aturan baru di tengah kondisi yang tak menentu. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran berlebih, stres, hingga perasaan terisolasi karena keseimbangan hidup terganggu.

Melansir unicef.org, Selasa (14/4/2020), orang tua dan anak-anak sedang menghadapi disrupsi kehidupan yang besar akibat Covid-19.

Penutupan sekolah, physical distancing, dan banyak hal berat lainnya harus dilalui dan menjadi masa sulit bagi seluruh anggota keluarga.

Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mewawancarai seorang psikolog remaja dan penulis best-seller Lisa Damour terkait penanganan kesehatan mental keluarga.

Berikut adalah lima cara melindungi kesehatan mental keluarga agar keluarga bisa saling mendukung di tengah situasi pandemi.

1. Kecemasan adalah normal

Cara pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah mengatakan kepada anak bahwa rasa cemas itu normal.

Lisa menjelaskan, banyak remaja yang mengira kecemasan adalah tanda dari gangguan mental. Padahal, para psikolog sudah lama menyadari kecemasan adalah fungsi normal dan sehat yang bisa membuat orang waspada terhadap ancaman dan membantu mengambil tindakan untuk melindungi diri.

“Jadi, para remaja akan terbantu jika Anda bisa mengatakan 'Kamu mengalami reaksi yang benar. Memiliki kecemasan di saat seperti ini adalah hal yang masuk akal, kamu memang sudah seharusnya merasa seperti itu'. Sebab, kecemasan akan membantu membuat keputusan yang perlu dibuat,” jelasnya.

Lisa juga mengatakan, mempraktikan social distancing, sering mencuci tangan, dan tidak menyentuh wajah adalah bagian dari mengatasi kecemasan, sehingga anak akan merasa lebih baik.

Kemudian, dia juga meminta para orang tua membantu para anak remajanya melihat ke depan dan tidak hanya terfokus pada situasi pandemi.

“Katakan pada mereka “Ibu atau Ayah tahu saat ini kamu merasa sangat khawatir mengenai kemungkinan terkena Covid-19. Tapi salah satu alasan mengapa kami memintamu melakukan protokol kesehatan adalah juga cara kita untuk menjaga masyarakat sekitar. Kita juga memikirkan orang-orang di sekitar,'” jelasnya.

Lisa menambahkan, para peneliti menemukan distraksi positif bisa membantu keluarga untuk menghadapi masalah-masalah yang diakibatkan pandemi.

“Mengerjakan pekerjaan rumah, menonton film kesukaan, atau membaca novel sebelum tidur. Hal-hal tersebut adalah strategi yang sesuai untuk dilakukan saat ini,” katanya.

2. Kegiatan terstruktur

Lisa mengatakan, anak-anak membutuhkan kegiatan terstruktur dan tugas orangtua adalah menciptakan struktur baru agar semua pihak bisa melewati hari-hari.

“Jadi saya menyarankan agar orangtua memiliki jadwal setiap harinya, bahwa ada rencana bagaimana waktu akan dihabiskan dan itu bisa termasuk waktu bermain,” katanya.

Kolumnis bulanan The New York Times itu juga mengatakan, anak-anak bisa mengakses telepon dan terkoneksi dengan teman-temannya, karena itu suatu hal yang ingin mereka lakukan.

Namun, harus ada juga waktu bebas-gadget, waktu untuk membantu keluarga mempersiapkan makan, dan waktu untuk berada di luar rumah.

Lisa menyebutkan, anak di bawah 10 atau 11 tahun, lebih baik orangtualah yang membuat struktur lalu menegosiasikannya dengan anak mereka, dan pertimbangkan masukan dan perspektif mereka.

“Untuk anak berusia 10, 11, dan di atasnya, mereka bisa merancang strukturnya, sambil diberikan petunjuk mengenai hal-hal apa saja yang mesti menjadi bagian dari struktur tersebut, lalu dari situ bisa dilanjutkan,” terangnya.

Untuk anak yang lebih kecil, Lisa menyarankan orangtua menyusun dan mengawasi kegiatan anak agar semua hal yang harus diselesaikan bisa dilakukan di awal sebelum hal lainnya dilakukan.

Dia mencontohkan, semua pekerjaan rumah atau tugas rumah harus diselesaikan dibanding hal-hal lainnya.

“Untuk beberapa keluarga, melakukan hal wajib di awal hari biasanya lebih efektif untuk anak-anak,” jelasnya.

Orangtua harus melakukan diskusi yang tenang dan proaktif dengan anak-anak mengenai Covid-19 dan pentingnya peran anak-anak dalam menjaga kesehatan.

Lisa menyebutkan, anak-anak tahu bahwa ada kemungkinan salah seorang dari anggota keluarga merasakan gejala Covid-19, yang sering kali mirip dengan gejala flu biasa, dan mereka tidak perlu merasa takut terhadap kemungkinan ini.

“Orangtua harus mendorong anak-anak mereka agar segera mengabari jika merasa tidak enak badan. Jika mereka merasa khawatir tentang Covid-18, orang tua bisa mencari cara untuk menolong,” katanya.

Lisa juga mengatakan, orang dewasa mesti berempati dengan fakta bahwa anak-anak merasa gugup dan khawatir tentang Covid-19.

“Yakinkan anak-anak Anda bahwa penyakit akibat infeksi Covid-19 umumnya ringan, terutama pada anak-anak dan dewasa muda,” jelasnya.

Dia juga meminta orangtua untuk mengingatkan bahwa banyak gejala Covid-19 yang bisa diobati. Dari situ, orangtua bisa mengingatkan ada banyak hal efektif yang dapat kita lakukan untuk menjaga diri.

Lisa menambahkan, berdiskusi tentang Covid-19 dan kecemasan juga bisa membantu meringankan beban. Namun, tidak membicarakan hal tersebut juga perlu agar tidak merasa terlalu terbebani.

“Membantu anak Anda menemukan keseimbangan yang tepat dari kedua hal tersebut akan sangat bermanfaat,” katanya.

4. Menghindari misinformasi

Orangtua bisa memulainya dengan mencari tahu apa yang mereka dengar atau apa yang mereka pikir benar. Lisa memberikan fakta-fakta kepada anak tidaklah cukup.

Lisa mengatakan, jika anak-anak sebelumnya telah menerima informasi yang tidak akurat atau mendengar berita yang tidak benar, mereka akan menggabungkan informasi yang baru tersebut dengan info lama yang mereka punya sebelumnya.

Dengan begitu, ada kemungkinan mereka memiliki pemahaman yang kurang tepat mengenai apa yang sedang terjadi.

“Jadi tanyalah, 'Apa yang kamu dengar? Ketika kamu berkomunikasi di media sosial atau terakhir bermain, apa yang dibicarakan?'. Temukan apa yang sudah mereka tahu lalu mulai dari sana untuk mengarahkan mereka ke pemahaman yang benar,” jelasnya.

Dia juga mengajak orang dewasa mendorong anak-anak agar mempercayai dan menggunakan sumber-sumber yang bisa diandalkan, seperti situs resmi UNICEF dan WHO, atau mengecek informasi yang didapatkan.

5. Mengatasi perasaan-perasaan sulit

Pandemi membuat seluruh aktivitas luar ruang dibatasi, termasuk sekolah. Hal ini pun bisa membuat anak mengalami perasaan-perasaan sulit, salah satunya kesepian.

Terkait itu, Lisa meminta orangtua melihat sisi positif media sosial. Pasalnya, dengan cara ini anak-anak bisa bertemu dengan teman-temannya. Bahkan, mereka juga bisa mencari cara bertemu, dengan atau tanpa media sosial.

“Jadi saya tidak akan memiliki pandangan yang negatif tentang media sosial saat ini. Yang harus dipastikan adalah agar anak-anak tidak menghabiskan seluruh waktunya di situ, karena itu tidak baik,” tekannya.

Lisa juga mengatakan, setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi perasaan-perasaan sulit.

Beberapa anak akan menyalurkan perasaan mereka dengan membuat karya seni, berbicara dengan teman-temannya, hingga mencari cara untuk berdonasi makanan.

“Kenali anak Anda, pahami isyarat dari anak anda, dan pikirkan baik-baik mengenai cara untuk menyeimbangkan antara berbicara mengenai perasaan mereka dan menemukan pengalihan yang bisa membuat anak merasa lega,” jelasnya.

Selain itu, penting pula menggunakan waktu bersama untuk bersenang-senang meski tidak bias ke mana-mana.

Lisa mengatakan, dia dan keluarganya memiliki jadwal-jadwal untuk menghabiskan waktu, seperti menonton film tiga kali seminggu, memasak bersama, dan belajar hal-hal baru lainnya.

“Setiap keluarga memiliki ritme dan budayanya sendiri, dan tantangan saat ini adalah bagaimana menciptakan struktur yang sama sekali baru. Tapi kita pasti bisa melakukannya, dan itulah yang dibutuhkan anak-anak kita,” paparnya.

Selain terus menjaga kesehatan mental, orangtua juga perlu memastikan anak mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang saat ini tengah digencarkan pemerintah.

Prgram vaksinasi merupakan salah satu upaya pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 dengan cara memperkuat kekebalan komunitas dan meminimalkan risiko bagi mereka yang terpapar.

Selain itu, pemerintah juga mengajak semua pihak tidak lengah dan tetap mewaspadai penyebaran virus corona dengan disiplin protokol kesehatan (prokes).

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahkan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 yang menyebutkan, setiap individu yang melaksanakan perjalanan wajib menerapakan dan mematuhi prokes 6M.

Prokes 6M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

https://nasional.kompas.com/read/2021/11/25/18023331/5-cara-lindungi-kesehatan-mental-keluarga-selama-pandemi-covid-19

Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke