Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Tegaskan Pentingnya Kemandirian Industri Pertahanan Dalam Negeri

Kompas.com - 02/11/2021, 08:38 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kemandirian industri pertahanan Tanah Air dalam mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri.

Hal itu disampaikan Prabowo saat melakukan kunjungan kerja guna memeriksa kesiapan industri pertahanan, khususnya propelan atau bahan pendorong milik PT Dahana (Persero) di Subang, Jawa Barat, Senin (1/11/2021).

"Kemandirian industri pertahanan juga diharapkan dapat mewujudkan pergeseran pemahaman dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan," ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Senin.

Baca juga: Prabowo Bertemu Perdana Menteri Malaysia, Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan

Industri pertahanan yang kuat diharapkan mampu memberikan multiplier effect atau efek ganda, baik terhadap pembangunan ekonomi maupun penguasaan teknologi bagi bangsa Indonesia.

Prabowo juga mengingatkan agar PT Dahana selalu melakukan kerja yang terbaik bagi bangsa agar dapat membawa industri pertahanan dalam negeri semakin maju.

Saat ini, PT Dahana tengah melakukan inovasi di semua lini bisnisnya, termasuk industri propelan yang nantinya akan menjadi bahan baku bagi amunisi kaliber kecil dan amunisi kaliber besar untuk stakeholder pertahanan dan keamanan.

Propelan adalah bahan pendorong peluru atau roket yang menjadi komponen utama amunisi bagi kebutuhan amunisi kaliber kecil dan amunisi kaliber besar, termasuk bahan bakar roket.

Kebutuhannya di dalam negeri selama ini diimpor dari luar negeri sehingga membebani devisa negara dan rawan embargo.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2020- 2024, menyebutkan salah satu sasaran penguasaan teknologi kunci program prioritas 2020-2024 adalah propelan.

Pembangunan pabrik propelan diharapkan dapat menciptakan kemandirian industri hulu pertahanan nasional, menciptakan detterent effect, multiplier effect, memberikan jaminan supply munisi dan substitusi impor.

Direktur Utama PT Dahana (Persero) Wildan Widarman menjelaskan bahwa pembangunan industri propelan telah berjalan.

Fase pertama telah diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan dengan membangun Pabrik Nitrogliserin, Pabrik Acid Plant serta fasilitas pendukung industri propelan seperti gardu trafo listrik, water treatment plant, laboratorium dan fasilitas uji balistik.

Baca juga: Jokowi Bertemu PM Australia Bahas Vaksinasi, lalu Temui Presiden Perancis Bicarakan Pertahanan

“Bersama Balitbang Kemhan, saat ini sedang dilanjutkan ke tahapan pembangunan Pabrik Spherical Powder,sehingga Indonesia dapat mandiri serta memiliki efek getar di kawasan regional," ungkap Wildan.

Selama berada di PT Dahana, Prabowo juga melakukan plant tour ke fasilitas produksi milik Dahana, salah satunya pabrik nitrogliserin yang dibangun oleh Kemenhan.

"Melalui kunjungan kerja Menhan ini, diharapkan dapat semakin memperteguh komitmen Kemhan dalam memberdayakan industri dalam negeri untuk penguatan pertahanan negara," imbuh Wildan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com