Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPB Paparkan Daerah Rawan Bencana Hidrometeorologi di 4 Provinsi

Kompas.com - 29/10/2021, 19:48 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito menyampaikan, setidaknya ada 4 provinsi dan 12 daerah yang perlu waspada dan meningkatkan mitigasi dampak la nina.

Ia mengatakan, dampak la nina berupa bencana hidrometeorologi basah, seperti hujan, kekeringan, hingga tanah longsor yang tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

"Kewaspadaan serta mitigasi dampak la lina mutlak dilakukan, pada Provinsi Jawa Barat, kabupaten kota yang menjadi atensi atas kejadian bencana yang tinggi di antaranya di Jawa Barat ada Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bandung," ucap Ganip dalam webinar yang diadakan BMKG secara virtual, Jumat (29/10/2021).

Baca juga: Kepala BNPB Imbau Daerah Rawan Bencana Waspada dan Lakukan Mitigasi Dampak La Nina

Di wilayah Jawa Barat, Ganip menyebutkan, ada Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bandung.

Sementara itu, di Provinsi Jawa Tengah ada Kabupaten Cilacap, Kota Semarang, dan Kabupaten Banyumas.

Selanjutnya, di Jawa Timur ada Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Situbondo.

''Serta di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Bantaeng, kabupaten Barru, dan Kabupaten Bone," kata dia.

Oleh karena itu, Ganip meminta daerah yang rawan bencana lebih waspada dan melakukan mitigasi terkait dampak la nina.

Baca juga: Curah Hujan Diprediksi Naik Akhir Tahun Ini, Ini Langkah Pemerintah Cegah Banjir

Ia kemudian menyarankan daerah melakukan apel kesiapsiagaan yang bertujuan mengecek kesiapan personil, alat, dan sarana pendukung lainnya.

Selanjutnya, Ganip mendorong agar daerah harus sudah menyusun rencana kontijensi dari dampak bencana hidrometeorologi basah.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan menginstruksikan jajaran BPBD untuk menyusun rencana kontijensi dalam menanggapi bencana hidrometeorologi basah.

Lebih lanjut, Ganip menekankan agar daerah membuat persiapan status siaga darurat di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

"Keempat upaya mitigasi melalui penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, pembenahan tanggul sungai, penguatan lereng menggunakan beton maupun vegetasi, serta optimalisasi drainase permukaan perlu terus kita lakukan," ucap dia. 

Baca juga: BMKG: Badai Tropis Akan Sering Muncul di NTT pada Awal 2022

Lalu, ia mendorong upaya kesiapsiagaan yang berbasis masyarakat juga dapat dilakukan.

Ia mencontohkan, hal itu dapat dilakukan dengan cara memonitor peringatan dini dari BMKG, penetapan jalur evakuasi serta simulasi evakuasi, penetapan rambu daerah rawan bencana atau sistem peringatan dini berbasis masyarakat serta jejaring komunikasi berbasis masyarakat.

"Selain itu pengelolaan lingkungan dan tata ruang untuk mitigasi banjir dapat dilakukan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com