Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPB Imbau Daerah Rawan Bencana Waspada dan Lakukan Mitigasi Dampak La Nina

Kompas.com - 29/10/2021, 17:56 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ganip Warsito meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan serta mitigasi dari dampak la lina dilakukan.

Secara khusus, Ganip menyorot mitigasi dampak la nina wajib dilakukan daerah rawan bencana.

“Kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan, pada provinsi, kabupaten/kota yang menjadi atensi atas kejadian bencana yang tinggi,” kata Ganip dalam acara virtual “Webinar Antisipasi dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi La Nina dan Bencana Hidrometeorologi”, Jumat (29/10/2021).

Baca juga: Antisipasi Dampak La Nina, Ganjar Ajak Warga Gunakan Kearifan Lokal Jadi Early Warning System Bencana

Ganip menyebutkan sejumlah daerah rawan bencana di Provinsi Jawa Barat ada Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung.

Kemudian, Jawa Tengah ada Kabupaten Cilacap, Kota Semarang, dan Kabupaten Banyumas. Di Jawa Timur ada Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Situbondo.

Selanjutnya, di Provinsi Sulawesi Selatan ada Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Bone.

Dalam kesempatan ini, Ganip pun mengungkapkan 5 upaya mitigasi dan kesiapsiagaan jangka pendek yang dapat dilakukan dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi basah.

"Pertama, kita perlu melakukan apel kesiapsiagaan, yang bertujuan untuk mengecek kesiapan personel, alat dan sarana pendukung lainnya,” ujarnya.

Kedua, Ganip mengimbau pemerintah daerah terkait harus sudah menyusun rencana kontijensi terkait antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.

“Kita sudah menginstruksikan kepada BPBD daerah untuk menyusun rencana kontijensi ini dalam menanggapi bencana hidrometeorologi basah ini,” imbuhnya.

Selanjutnya, harus disiapkan adanya siaga darurat di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

Keempat, Ganip juga mendorong adanya upaya mitigasi melalui penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, pembenahan tanggul sungai, penguatan lereng menggunakan beton maupun vegetasi, serta optimalisasi drainase.

Terakhir, menurutnya, pemerintah daerah bisa melakukan upaya kesiapsiagaan yang melibatkan masyarakat di antaranya memantau informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga penatapan rambu daerah rawan bencana.

Baca juga: Fenomena La Nina Diprediksi Akhir 2021, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

“Sekali lagi dengan memonitor peringatan dini dari BMKG, penetapan jalur evakuasi simulasi evakuasi, penatapan rambu daerah rawan bencana sistem peringatan dini berbasis masyarakat serta jejaring komunikasi berbasis masyarakat terus kita akan aktifkan,” tegas dia.

Diketahui, BMKG telah memprediksi, terjadinya peningkatan curah hujan dampak dari fenomena la nina di bulan November 2021 hingga Januari 2022.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dampak fenomena la nina dengan peningkatan curah hujan tersebut akan terjadi dengan intensitas hingga berkisar 70 persen atau intensitas lemah hingga moderate.

“Ini diperkirakan atau diprediksi akan mennujukkan peningkatan curah hujan secara konsisten terutama sepanjang November 2020 hingga Januari 2021,” kata Dwikorita dalam acara virtual, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com