JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin mengatakan dampak dari siklon tropis sangat kompleks.
Hal itu ia ungkapkan dalam Rapat Koordinasi Tim Intelijensi Penanggulangan Bencana (TIPB) yang disiarkan secara daring, Kamis (29/4/2021).
"Bahwa sangat kompleks sekali apa yang terjadi akibat adanya siklon tropis ini," kata Miming.
Baca juga: Siklon Tropis Surigae Meningkat, 9 Provinsi Diminta Waspadai Hujan dan Angin Kencang
Adapun dampak langsung dari siklon tropis yakni angin kencang, hujan lebat hingga ekstrem, gelombang tinggi dan gelombang pasang.
Sementara dampak tidak langsungnya adalah sama seperti dampak langsung namun terjadi di daerah lainnya dengan intensitas relatif lebih kecil.
"Termasuk juga gelombang pasang tapi dengan intensitas yang relatif lebih kecil," ujarnya.
Miming mengatakan, banyak sekali penyebab munculnya siklon tropis di antaranya adalah STT anomali atau temperatur muka laut, la lina, Madden Jullian Oscillation (MJO).
Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 94W, Masyarakat Diimbau Waspada Potensi Cuaca Ekstrem
Kemudian, gelombang rossby equtorial, gelombang kelvin wave, dan synoptic scale yang merupakan fenomena ukuran pola cuaca yang terjadi pada satu hari sampai satu minggu dengan skala panjang wilayah horizontal.
Ia melanjutkan, siklon tropis di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) juga biasanya terjadi sekitar bulan April.
Badai siklon tropis yang terjadi belakangan ini juga termasuk yang terkuat kedua setelah pernah terjadi pada 2008.
"Siklon kenanga tetapi posisinya memang kalau kenanga itu ada di Samudera Hindia Selatan Jawa kalau seroja itu ada di wilayah NTT," ucap dia.
Baca juga: Dampak Siklon Tropis Surigae bagi Cuaca di Indonesia dan Imbauan BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.