Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Segera Dibuka untuk Wisman, Anggota Komisi IX: Terlalu Dini dan Masih Mengkhawatirkan

Kompas.com - 13/10/2021, 08:02 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetiyani mengaku khawatir pembukaan pintu penerbangan internasional di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali akan menimbulkan lonjakan kasus Covid-19.

Pasalnya, ia melihat pembukaan tersebut justru akan berpotensi menimbulkan masuknya varian baru Covid-19 yang datang dari luar negeri.

"Kalau kita mau jujur, sebenarnya pembukaan bandara internasional Bali yang terlalu dini ini masih mengkhawatirkan. Apalagi beberapa negara tetangga yang dekat dengan kita, kasusnya meledak lagi seperti Singapura dan Malaysia," kata Netty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui soal Dibukanya Kembali Penerbangan Internasional ke Bali

Ketua DPP PKS itu mengingatkan, potensi masuknya varian baru Covid-19 dari luar negeri masih menjadi ancaman bagi Indonesia.

Terlebih, lanjut dia, apabila pintu penerbangan internasional lalu dibuka, jelas potensi masuknya varian baru semakin besar.

Oleh karena itu, pemerintah diminta lebih memprioritaskan sektor kesehatan masyarakat apabila ingin membuka pintu penerbangan internasional.

Dalam hal ini, Netty menekankan agar sejumlah syarat diterapkan bagi Warga Negara Asing (WNA) yang akan masuk ke Bali.

"Para WNA yang masuk harus memiliki sertifikat vaksinasi dosis lengkap. Lebih bagus lagi apabila vaksinnya adalah vaksin yang kebal akan virus varian baru," jelasnya.

Baca juga: Puan Berharap Pembukaan Akses Turis Asing ke Bali Dongkrak Perekonomian Masyarakat

Selain itu, pemerintah juga harus memikirkan aturan karantina ketat bagi WNA sebelum beraktivitas di Bali.

Tak sampai itu, para WNA juga wajib diperiksa PCR test yang akurat sebelum beraktivitas.

"Para WNA juga harus dilengkapi dengan karantina dan tes PCR yang akurat," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Bali tengah dipersiapkan untuk pembukaan dan penerimaan kembali kunjungan wisatawan mancanegara pada Oktober 2021.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dari masukan yang disampaikan oWakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan pemangku kepentingan atau stakeholder pariwisata, kondisi di Bali sudah menunjukkan situasi yang kondusif dan langkah persiapan ini sudah masuk tahap akhir.

"Sesuai arahan dari Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan), kita akan persiapkan pada Oktober 2021,” kata Sandiaga seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (24/9/2021).

Baca juga: Luhut Berharap Status PPKM di Bali Turun ke Level 2

Sandiaga juga menjelaskan, pihaknya ingin seluruh destinasi wisata di Bali masuk dalam kategori zona hijau.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar seluruh pemangku kepentingan harus mempersiapkan pembukaan penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai dengan baik.

"Kita harus siapkan secara detail infrastruktur, sehingga wisatawan datang, tetapi Covid-nya tetap terkendali," ujar Jokowi dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Jumat (8/10/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com