Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Berikan Perhatian Khusus terhadap Pelaksanaan PTM Terbatas

Kompas.com - 12/10/2021, 11:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR Saleh Partaonan Daulay mendorong pemerintah memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di masa pandemi.

Ia mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas harus didukung oleh semua pihak, terutama lintas kementerian atau lembaga.

"Dalam konteks ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dituntut untuk melaksanakan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek)," kata Saleh, dalam keterangannya, Selasa (12/10/2021).

Baca juga: Bertambah, Total 196 SMP di Kota Tangerang Gelar PTM Terbatas

Anggota Komisi IX itu menjelaskan, kerja sama yang dimaksud berfokus pada dua hal, yaitu pelaksanaan testing dan vaksinasi Covid-19.

Saleh menilai, kerja sama itu sangat penting untuk mempercepat pencapaian target pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi, terutama menjelang akhir tahun.

"Setahu saya, Kemenkes itu memiliki anggaran yang cukup untuk melaksanakan testing dan vaksinasi. Bahkan, karena kasus saat ini sedang mereda, diperkirakan stok antigen yang dimiliki Kemenkes lebih dari cukup," jelasnya.

Oleh karena itu, ia berpandangan, sudah saatnya pelaksanaan testing diarahkan ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk mendukung pelaksanaan PTM.

Menurutnya, hal tersebut juga akan mengurangi beban biaya orangtua peserta didik untuk memeriksakan anaknya tes Covid-19 sebelum PTM.

Saleh menyarankan, pelaksanaan testing Covid-19 dilakukan secara reguler kepada siswa, guru, dan tenaga administrasi lainnya.

"Setidaknya, guru, anak didik, dan staf administrasi dites minimal sekali atau dua kali dalam dua minggu. Agar tidak terlalu mahal dan tidak memakan waktu lama, maka testing dilakukan dengan rapid antigen. Dengan begitu, penularan Covid-19 di sekolah dan perguruan tinggi dapat dipantau dengan baik," kata dia.

Baca juga: Orangtua Diimbau Awasi Anak Selepas Kegiatan PTM Terbatas

Politisi PAN itu menilai, dengan pelaksanaan testing secara berkala, maka semua pihak akan merasa lebih aman dan tenang dari potensi klaster Covid-19 PTM.

Selain testing, peserta didik yang mengikuti PTM juga harus diprioritaskan mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Dalam hal ini, ia menyoroti anak-anak usia 12 tahun ke atas yang semestinya sudah mendapat prioritas vaksin.

"Tentu sangat baik jika kemudian setiap sekolah melaksanakan vaksinasi bagi seluruh siswanya yang memenuhi persyaratan. Kalau sekarang, vaksin yang tersedia adalah vaksin untuk 12 tahun ke atas. Nah, harus dipastikan bahwa anak 12 tahun sampai anak kuliahan sudah divaksinasi. Mereka harus menjadi target utama pelaksanaan vaksinasi nasional," pungkasnya.

Diketahui, sejumlah sekolah kini telah menerapkan PTM di masa pandemi Covid-19. Selain sekolah, belakangan Kemendikbud Ristek mengizinkan perguruan tinggi menggelar PTM terbatas.

Hal itu diketahui melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Akademik 2021/2022 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi.

Surat itu ditandatangani oleh Plt Dirjen Dikti Nizam pada 13 September 2021, yang menyebut perguruan tinggi bisa menggelar PTM Terbatas pada semester gasal tahun akademik 2021/2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com