Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Hasan Ungkap Peran PAN bagi Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 31/08/2021, 14:05 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan peran partainya sebagai jembatan antara umat Islam dan pemerintah. Sebab, ada kesan pemerintah jauh dari umat Islam. Padahal, menurut dia, anggapan tersebut tidak benar.

"Harus ada yang menjembatani. Ada solidarity maker. Ada kesan bahwa pemerintah itu sebagian, jauh dengan Islam. Saya mengatakan tidak, boleh juga ada yang enggak setuju, namanya demokrasi," kata Zulkifli, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN, Selasa (31/8/2021).

"Buktinya apa? Buktinya itu, Pak Jokowi memilih wakil presidennya itu tokoh Islam nomor satu, Kiai Ma'ruf Amin itu Ketua Majelis Ulama Indonesia," lanjutnya.

Baca juga: Tak Terima Dituding PSI Bermain Politik Dua Kaki, Ini Penjelasan PAN

Alasan berikutnya, pemerintah memilih tokoh-tokoh Islam bergabung dalam kabinet. Zulkifli mencontohkan, Mahfud MD yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.

"Pak Mahfud MD ini cendekiawan muslim, tokoh KAHMI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ya kan? Itu Menko Polhukam, jabatannya enggak sembarangan," ucap Zulkifli.

Selain Mahfud, Zulkifli juga menyebut Muhadjir Effendy, tokoh Muhammadiyah yang menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Oleh karena itu, ia berpandangan, pemerintah dikelilingi oleh tokoh-tokoh Islam. Dengan demikian tidak benar pemerintah jauh dari umat Islam.

Lebih jauh Zulkifli mengatakan, pemerintah mendengarkan aspirasi dari PAN sebagai partai berlandaskan Islam terbuka. Maka, PAN akan mengambil peran sebagai jembatan antara pemerintah dan umat Islam.

"Pendapat-pendapat kita juga didengar. Oleh karena itu, kita ingin PAN ini bisa menjembatani yang menjadi kendala itu. Mudah-mudahan. Namanya usaha kan. Kita ini sebangsa setanah air," tutur Zulkifli.

Di sisi lain, ia juga menyoroti soal istilah yang masih digunakan dan cenderung membelah masyarakat sejak kontestasi Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Zulkifli meminta, istilah itu dihilangkan.

"Wong capres kita saja sudah gabung, wakil presiden sudah gabung. Terus bagaimana? Soal-soal seperti ini harus kita selesaikan. Wah nanti kalau tidak cocok, kan ada waktunya, kan nanti ada pemilihan presiden lagi, ada pemilihan gubernur lagi," kata Zulkifli.

Baca juga: Kata Zulkifli Hasan Setelah PAN Diundang Jokowi untuk Rapat di Istana

Adapun hal-hal yang disampaikan Zulkifli tersebut setelah pertemuan antara Presiden Jokowi dan pimpinan parpol koalisi, pada Rabu (25/8/2021). Zulkifli dan Sekjen PAN Eddy Soeparno juga hadir dalam pertemuan itu.

Kehadiran Zulkifli dan Eddy dalam pertemuan dianggap sebagai tanda bergabungnya PAN dengan koalisi parpol pendukung pemerintah. Namun, mereka belum secara gamblang menyatakan bergabung.

Pada Rakernas II, Zulkifli juga tak menegaskan posisi PAN saat ini di pemerintahan. Ia hanya mengatakan undangan Presiden Jokowi dalam pertemuan itu sebagai sebuah kehormatan.

"PAN diajak rapat koalisi dengan partai koalisi pemerintah, tentu itu satu kehormatan bagi kami. Diajak diminta menyampaikan pikiran-pikiran," ucap Zulkifli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com