Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Masih Kumpulkan Petunjuk Pencurian Onderdil Ekskavator di TPU Jombang Ciputat

Kompas.com - 09/08/2021, 13:55 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi hingga kini masih menyelidiki dugaan pencurian onderdil sentral ekskavator di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, pihaknya sedang mencari dan mengumpulkan petunjuk terkait pencurian onderdil ekskavator pengeruk makam jenazah pasien Covid-19.

Salah satunya dengan menelusuri dan memeriksa kamera pengawas di sekitar lokasi yang mungkin merekam aksi para pelaku.

Baca juga: Suku Cadang Ekskavator di TPU Jombang Tangsel Hilang Dipreteli Pencuri

"Iya barusan dibahas sama Pak Sekda, lagi kami lidik pelakunya. Sudah mintakan CCTV-nya segala macam. Mudah-mudahan sih cepat dapat pelakunya," ujar Iman kepada wartawan, Senin (9/8/2021).

Iman menyebut petugas sudah berkoordinasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan untuk membantu memberikan petunjuk.

Dengan begitu, dia berharap dugaan pencurian yang terjadi di kawasan pemakaman jenazah Covid-19 itu bisa segera terungkap.

Baca juga: Geram Suku Cadang Ekskavator TPU Jombang Dipreteli Pencuri, Wali Kota Tangsel: Kelewatan!

"Dari informasi Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Pak Ade, sih ada. Nanti kami dalami, yang jelas kita lagi lidik," kata Iman.

Sebelumnya, suku cadang atau onderdil sentral alat berat untuk mengeruk dan meratakan tanah di TPU Jombang, Ciputat hilang.

Kepala TPU Jombang, Tabroni menjelaskan, peristiwa pencurian tersebut diduga terjadi pada Sabtu (31/8/2021) dan baru diketahui pada Minggu (1/8/2021) pagi.

"Itu ketahuan kejadiannya Minggu pagi pukul 10.00 WIB. Tukang gali menginformasikan bahwa satu ekskavator beberapa bagian hilang," ujar Tabroni kepada wartawan, Jumat.

Menurut Tabroni, terdapat dua bagian penting ekskavator yang hilang. Salah satunya panel komputer yang berada di dalam kabin kemudi.

Selain itu, lanjut Tabroni, satu unit gear box pada roda sebelah kiri ekskavator juga hilang.

"Bukan hanya gear box, tapi juga panel komputer di dalam. Jadi setelah saya periksa terjadi perusakan pintu. Sehingga dia bisa masuk ke dalam kabin dashboard," ungkapnya.

Akibat peristiwa itu, satu unit ekskavator tersebut tidak dapat beroperasi untuk mengeruk dan menggali tanah di TPU Jombang.

Mengetahui hal itu, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie meminta kepolisian menangkap pencuri suku cadang ekskavator yang beroperasi di TPU khusus jenazah pasien Covid-19 tersebut.

"Saya akan minta pak Kapolres (Tangerang Selatan, AKBP Iman Imanuddin) untuk menyelidiki dan tangkap ini (pelaku)," ujar Benyamin kepada wartawan, Jumat (6/8/2021)

Menurut Benyamin, aksi pencurian yang terjadi di area pemakaman khusus jenazah Covid-19 itu sangat keterlaluan. Pasalnya, peristiwa tersebut praktis mengganggu sistem penanganan Covid-19 di Tangerang Selatan.

"Nanti saya telepon Kapolres. Ini sudah mengganggu sistem (penanganan Covid-19). Kelewatan lah. Karena itu kan buat masyarakat juga," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com