Kemudian, akselerasi proses konversi bulk menjadi vaksin yang siap untuk disuntikkan.
Percepat vaksin Merah Putih
Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mendorong percepatan pengembangan vaksin Merah Putih untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional.
Menurutnya, pemerintah perlu strategi dalam mengatasi persoalan stok vaksin yang terbatas dari luar negeri melalui beberapa skema pengadaan.
"Di tengah keterbatasan stok vaksin, harus terus kita dorong vaksin Merah Putih sebab tidak hanya berkaitan dengan kesehatan tapi juga kedaulatan, bahkan juga soal ekonomi, geopolitik dan sebagainya," kata Kurniasih, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Bio Farma Targetkan Produksi Vaksin Merah Putih Dimulai pada April 2022
Politisi PKS itu mengingatkan, pemerintah harus memperhatikan kebutuhan vaksinasi nasional, karena masyarakat antusias untuk mendapatkan vaksin.
Sementara, jumlah vaksin yang ada sekarang jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan. Mengutip WHO, ia menyebutkan soal ketimpangan vaksin antara di Jawa dan luar Jawa.
Kurniasih mengatakan, kebutuhan akan vaksin Merah Putih juga dapat meningkat seiring munculnya laporan yang menyebut efikasi vaksin akan menurun setelah jangka waktu tertentu.
"Selain itu guna mencegah masyarakat mencari alternatif di luar yang belum tentu ada dalam pengawasan BPOM," ujar dia.
Kurniasih berharap vaksin Merah Putih dapat membantu tercapainya target vaksinasi nasional sehingga dapat segera menciptakan kekebalan komunal atau herd immunity.
Saat ini, pemerintah menargetkan meningkatkan target minimal penerima vaksinasi Covid-19 menjadi 208 juta orang. Target ini bertambah setelah sasaran vaksinasi diperluas pada usia remaja 12-17 tahun.
"Sejak awal kami di DPR mendukung penuh penelitian vaksin Merah Putih dan menegaskan dukungan apa pun bisa kita dorong terpenuhi," kata Kurniasih.
Baca juga: Saran untuk Vaksin Merah Putih dari Indra Rudiansyah, Peneliti Muda di Balik Vaksin AstraZeneca
Dikutip dari Kompas.id, pembuatan vaksin Merah Putih oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman-PT Biofarma saat ini memasuki fase transisi riset dan pengembangan dari skala laboratorium ke skala industri.
Menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, Rabu (4/8/2021), uji klinis fase pertama kandidat vaksin bisa dimulai akhir 2021 atau paling lambat pada awal 2022.
”Vaksin ini kami harapkan nantinya bisa menjadi booster (penguat), selain memenuhi kebutuhan vaksinasi pertama yang masih tinggi,” ujarnya.
Peneliti vaksin Lembaga Eijkman, Tedjo Sasmono, mengatakan, vaksin Merah Putih juga disiapkan untuk menghadapi berbagai varian baru SARS-CoV-2.
Tedjo mengatakan, kebutuhan vaksin di masa depan masih akan sangat tinggi, termasuk untuk penguat karena adanya penurunan antibodi.
Menurut Tedjo, vaksin Merah Putih menggunakan platform protein rekombinan yang prosesnya lebih rumit dibandingkan dengan vaksin konvensional, seperti Sinovac yang berbasis virus yang dilemahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.