JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengimbau media untuk menghindari pemberitaan sensasional yang menjurus hoaks terkait pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Mahfud dalam diskusi bersama Dewan Pers, para pimpinan redaksi media, dan pimpinan asosiasi pers, Rabu (4/8/2021).
"Pada titik ini, peran teman-teman media sangat dibutuhkan, untuk mengimbangi dengan berita-berita yang kredibel dan mencerahkan publik. Jangan sampai justru tergoda untuk ikut membuat angle atau judul berita yang sensasional menyerupai hoaks di media sosial," ujar Mahfud dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Mahfud sejak Awal Tak Percaya Anak Akidi Tio Sumbang Rp 2 Triliun untuk Penanganan Covid-19
Mahfud mengaku dirinya dan pejabat pemerintah lainnya kerap menjadi sasaran pemberitaan yang melenceng dari fakta.
Padahal, kata Mahfud, media mainstream seharusnya membuat pemberitaan membuat pemberitaan yang obyektif, menyejukkan, dan memotivasi masyarakat di tengah pandemi.
Di sisi lain, Mahfud memahami bahwa dalam penulisan judul berita ada teknik guna mempercantik dan memancing orang untuk membaca isi berita.
Menurut dia, hal itu tidak masalah sepanjang tak membuat masyarakat mengambil kesimpulan yang salah atas pemberitaan tersebut.
"Buat saya, itu tidak masalah sepanjang yang dilakukan tidak mengarahkan pembaca untuk membuat kesimpulan salah atas judul berita itu. Apalagi kalau judulnya sudah jelas-jelas salah," kata Mahfud.
Baca juga: Mahfud: Selalu Ada Kritik Bansos Dikorupsi, Itu Musibah Sudah Diproses Hukum
Mahfud mengatakan bahwa informasi yang beredar di masyarakar pada masa pandemi Covid-19 semakin mengkhawatirkan, terutama yang bertebaran di media sosial.
Mahfud merinci, jumlah informasi hoaks mengenai Covid-19 sepanjang 23 Januari-3 Agustus 2021 mencapai 1.827 kasus.
Sebanyak 278 kasus di antaranya terkait hoaks vaksin Covid-19.
"Sebagian besar sudah dilakukan take down, tapi hoaks terus tumbuh, muncul setiap hari dan semakin banyak. Akibatnya, masyarakat yang menjadi korban," ujar Mahfud.
Baca juga: Mahfud: Permasalahan Bansos Sudah Lama Terjadi, Baru Terasa Saat Pandemi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.