JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto menyoroti, empat hal yang belum maksimal dilakukan Kementerian Kesehatan guna menekan angka kematian akibat Covid-19.
Keempat hal itu adalah kapasitas ruang ICU, distribusi obat dan alat kesehatan, kurangnya tenaga kesehatan, serta capaian vaksinasi Covid-19.
"Upaya kuratif ini fungsinya untuk mencegah orang meninggal syaratnya adalah satu SDM, logistik seperti obat-obatan, alat kesehatan dan oksigen, kemudian jumlah bed," kata Slamet kepada Kompas.com, Rabu (28/7/2021).
"Obat hilang, SDM kurang, pembiayaan (klaim) RS enggak lancar, ventilator masih kurang, oksigen juga tipis, ICU masih full, sehingga ini menyebabkan kematian," sambungnya.
Baca juga: Pasien di RS Wisma Atlet Terus Berkurang, tapi Angka Kematian Masih Tinggi
Pada Selasa (27/7/2021) kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat sebanyak 2.069 pasien Covid-19 meninggal dunia dalam 24 jam. Jumlah tersebut merupakan penambahan kasus kematian tertinggi sepanjang pandemi melanda Tanah Air.
Slamet menuturkan, saat ini capaian target vaksinasi masih sangat rendah. Bahkan, distribusi vaksin ke sejumlah wilayah tidak dilakukan melalui sistem satu pintu.
Padahal, vaksinasi diyakini efektif mencegah kasus kematian akibat penyakit yang timbul dari virus corona itu.
"Setelah vaksinnya ada, distribusinya sebaiknya bukan ke lembaga lain, tapi ke dinas kesehatan, Dinkes provinsi dan kabupaten/kota, Puskesmas, praktek dokter dan praktek bidan yang tahu itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Slamet mengatakan, pemerintah belum melakukan pemantauan yang ketat pada pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri.
Baca juga: Kematian Pasien Covid-19 Capai 2.069 dalam Sehari, Satgas Ungkap Penyebabnya
Padahal, seharusnya setiap kelurahan dan desa memiliki tempat praktek dokter atau bidan yang dapat memantau pasien yang melaksanakan isolasi mandiri.
"Yang terakhir,tidak menyediakan isolasi mandiri dengan pantauan yang ketat, ribuan yang meninggal saat isoman dibiarkan meninggal. Jadi kesalahan strategi Menkes tidak menggunakan resources kesehatan yang sudah ada," ucap Slamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.