JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, tingginya angka kematian pasien Covid-19 belakangan ini disebabkan keterlambatan penanganan.
Hal itu sebagai dampak dari tingginya angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan virus corona selama berminggu-minggu.
"Dampak dari penuhnya RS beberapa minggu mengakibatkan antrean yang tinggi untuk mendapatkan pertolongan RS," kata Wiku kepada Kompas.com, Rabu (28/7/2021).
"Sehingga untuk pasien dengan gejala berat dan kritis yang membutuhkan pertolongan cepat tidak bisa mendapatkan pertolongan cepat," kata dia.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Angka Kematian Lewati 2.000 Orang dalam Sehari...
Oleh karena penuhnya rumah sakit, banyak pasien dengan gejala berat dan kritis yang tidak bisa segera ditangani.
Meski belakangan BOR mulai menurun dan pasien bisa mendapatkan perawatan, Wiku menyebut, kondisi pasien yang masuk ke rumah sakit sudah menjadi lebih parah.
"Pada saat BOR mulai menurun dan bisa masuk RS, sudah cukup parah kondisinya sehingga survivalnya menurun," kata Wiku.
Sebelumnya, Wiku mengungkap, angka kematian pasien virus corona masih terus meningkat meski pemerintah telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Bahkan, angka kematian di masa PPKM Level 1-4 lebih tinggi dibandingkan dengan masa PPKM Darurat dan sebelum PPKM Darurat.
"Sayangnya jumlah kematian hingga pelaksanaan PPKM level 1 sampai 4 masih terus mengalami peningkatan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Angka Kematian Lewati 2.000 Orang dalam Sehari...
Sebelum masa PPKM Darurat, angka kematian harian tertinggi mencapai 539 kasus. Sementara itu, pada masa PPKM Darurat 3-20 Juli 2021, kematian tertinggi mencapai 1.338 kasus dalam sehari.
Pada masa PPKM Level 1-4, angka kematian terus melebihi 1.000 kasus dalam sehari. Jumlah kematian tertinggi terjadi pada Selasa (27/7/2021) dengan penambahan 2.069 kematian.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak awal pandemi atau 2 Maret 2020.
"Perpanjangan PPKM level 1 sampai 4 ini salah satunya dilakukan untuk meningkatkan upaya penurunan kasus kematian semaksimal mungkin," ujar Wiku.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.