Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Sebut PPKM Darurat adalah Keputusan yang Tepat Tangani Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/07/2021, 16:17 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai 3 Juli 2021, pemerintah menerapkan PPKM Darurat khusus Jawa-Bali. Jokowi menyebut bahwa kebijakan itu diambil merespons lonjakan Covid-19 beberapa waktu belakangan akibat penyebaran varian baru virus Corona. 

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Iwan Ariawan, menilai kebijakan itu sangatlah tepat.

"Keputusan yang tepat," ujar Iwan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/7/2021).

Baca juga: Epidemiolog Dorong Diatur Sanksi bagi Pelanggar PPKM Darurat

Kasus varian baru, khususnya varian Delta di Jawa-Bali, kata Iwan, memang sudah sangat mengkhawatirkan jika merujuk data pemeriksaan genom virus yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. 

"Sangat mengkhawatirkan karena dari pemeriksaan genom virus yang dilakukan Kemenkes, varian Delta sudah banyak beredar di Jawa-Bali. Yang dihitung bukan jumlah, tapi persen varian Delta dari sampel spesimen yang diperiksa. Hasilnya berbeda untuk tiap lokasi," kata Iwan.

Berdasarkan data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI per 20 Juni 2021, total ada sebanyak 150 kasus varian Delta di Jawa-Bali. Disusul 39 kasus varian Alpha dan 6 varian Beta.

Baca juga: Mensos Akan Evaluasi Penggunaan Bansos Tunai Selama PPKM Darurat


Hingga 30 Juni 2021, menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, tidak ada tambahan kasus positif Covid-19 akibat varian baru di Indonesia, baik itu varian Delta, Alpha, Beta maupun varian lainnya.

"Tidak ada," kata Nadia.

Iwan meminta masyarakat bisa mematuhi aturan PPKM Darurat dengan baik, agar target pemerintah turunkan kasus harian Covid-19 di bawah 10 ribu bisa tercapai.

"Saat ini pencegahan supaya tidak tertular Covid-19 yang paling baik adalah di rumah saja, jangan keluar rumah kecuali memang terpaksa. Jika terpaksa keluar rumah, selalu taati prokes. Segera vaksinasi saat ada kesempatan," jelas Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com