Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Jadi CEO Go-Jek, Nadiem Bercita-cita Menarik Orang Asing Belajar di Indonesia

Kompas.com - 30/06/2021, 07:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa ia bercita-cita membuat orang dari luar negeri belajar di Indonesia.

Cita-cita itu datang setelah Nadiem menjabat sebagai CEO Go-Jek dan melihat kesuksesan perusahaannya hingga menyebar ke luar negeri.

"Hari kebanggaan bagi saya adalah ketika perusahaan saya keluar dari Indonesia dan menunjukkan ke semua orang yang melihat bahwa Indonesia itu suatu negara yang mungkin tidak maju, tidak berpotensi, lalu tampil di panggung dunia. Pada saat kita keluar ke negara lain, itu adalah saat yang luar biasa bagi saya," kata Nadiem dalam diskusi virtual Megawati Institute: Sarasehan Nasional Anak Muda Membaca Bung Karno, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Nadiem Ungkap Alasan Bersedia Jadi Menteri di Kabinet Jokowi

Nadiem mengaku ingin mengulangi kesuksesan tersebut untuk masyarakat Indonesia setelah ia kini menjadi Mendikbud-Ristek.

Ia memiliki impian, lima tahun dari sekarang, orang asing akan datang ke Indonesia untuk menimba ilmu.

Hal itu ia harap menjadi kenyataan berkat program yang dicanangkannya yaitu program Kampus Merdeka.

"Pada saat lima tahun dari sekarang, semua orang-orang asing datang ke Indonesia untuk melihat apa yang kita lakukan dengan program Kampus Merdeka, dengan transformasi yang begitu agresif dan melihat apa yang telah kita lakukan. Harapan saya adalah, suatu hari, negara-negara maju akan datang ke kita dan belajar dari kita," ucap dia.

Kendati demikian, hal tersebut akan dapat terwujud jika program Kampus Merdeka berjalan.

Adapun program Kampus Merdeka, kata Nadiem, mengizinkan para mahasiswa untuk belajar di luar kampus atau institusinya.

Baca juga: Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

Nadiem mengatakan, program tersebut bertujuan melepas sekat-sekat yang ada antara kampus dan institusi lainnya.

"Esensi kebijakan Kampus Merdeka ini adalah untuk melepaskan sekat-sekat antara universitas dan industri, melepas sekat-sekat antara fakultas-fakultas lain, melepas sekat-sekat antara riset atau mengajar, atau pengabdian masyarakat. Itu semua kita merdekakan. Sehingga sekarang institusi-institusi di luar kampus juga bisa menjadi mini kampus selama satu semester," ucap dia.

Menurut dia, Kampus Merdeka juga memungkinkan institusi di luar kampus atau universitas seperti DPR, dapat merekrut mahasiswa untuk belajar.

Menurut Nadiem, program ini tak lepas dari pemikiran-pemikiran Presiden ke-1 RI Soekarno atau Bung Karno terkait gotong royong dan merdeka belajar.

"Luar biasa pemikirannya Bung Karno pada saat itu adalah gotong royong. Kemampuan berkolaborasi, kemampuan bekerja secara tim," ujar dia. 

"Menciptakan ekosistem yang bebas dari sekat-sekat. Dan hanya itulah cara kita untuk maju ke panggung dunia," kata dia.

Dikutip Kompas.com, Selasa (29/6/2021), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mengatakan, melalui program ini, para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain.

Baca juga: Ada PPKM, Nadiem Sebut Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Kemungkinan Ditunda

Misalnya, mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo bisa merasakan belajar di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Mahasiswa akan dikirim ke salah satu kampus di luar pulau domisilinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan tiga skema yang dapat dipilih.

“Adik-adik akan mempunyai sahabat-sahabat baru, merasakan suasana perkuliahan yang baru, mempunyai keluarga baru, dan berkenalan dengan sahabat-sahabat, menciptakan persahabatan dari satu kota ke kota lain,” ujar dia. 

Adapun para mahasiswa dapat mendaftar program yang dibuka 14-27 Juni 2021 melalui laman Pertukaran Mahasiswa Merdeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com